All About Kpop & KDrama

Hubungi Kami

SeoulSource
Online-based, Indonesia
(Kami tidak memiliki alamat fisik)

[email protected]
@kpopdankdramaid di X (Twitter)
Seoul Source di Facebook
@seoulsource_ di Instagram

Aktor Thailand Tersandung Dugaan Pelecehan Seksual

Seorang bintang yang sedang naik daun kini berada di pusat kontroversi besar yang berujung pada reaksi keras publik dan pemutusan kontraknya.

Awal Mula Badai Kontroversi

Prom Ratchapa Worrasarn, seorang aktor, penyanyi, DJ, dan model asal Thailand, pertama kali dikenal melalui peran pendukungnya dalam serial BL (Boys’ Love) En of Love: Love Mechanics. Sejak saat itu, ia telah membintangi beberapa serial, termasuk drama thriller-misteri Homeroom (2025) dan serial BL Jack & Joker: U Steal My Heart! (2024).

Prom Ratchapa Worrasarn, seorang aktor Thailand, berpose untuk sebuah foto.

Pada 14 Juni, tuduhan serius mulai mencuat terhadap Prom yang melibatkan berbagai penggemar dan perilaku tidak pantas secara seksual. Semua berawal ketika seorang netizen di X (sebelumnya Twitter) menuduh Prom menghamili seorang penggemar wanita. Prom diduga mengabaikan penggemar tersebut saat ia meminta pertanggungjawaban, menolak menandatangani dokumen hukum untuk anak mereka yang belum lahir, dan menekannya untuk melakukan aborsi.

Tangkapan layar postingan media sosial oleh terduga korban, menampilkan foto Prom.

Unggahan ini memicu setidaknya 10 terduga korban lainnya untuk berbagi kisah mereka, melontarkan tuduhan memberatkan terhadap Prom yang sudah ada sejak sebelum tahun 2021. Beberapa juga membagikan foto dan tangkapan layar sebagai bukti. Menurut para terduga korban, Prom memiliki riwayat mengejar penggemar wanita muda, termasuk yang masih di bawah umur, dan diduga menargetkan wanita berusia 20 tahun atau lebih muda.

Dampak Mendalam: Pola Perilaku yang Terungkap

Tuduhan-tuduhan yang dilontarkan mengungkap pola perilaku Prom yang sangat mengkhawatirkan. Beberapa poin penting dari tuduhan tersebut meliputi:

  • Penolakan Kondom: Diduga menolak menggunakan kondom saat berhubungan seks dengan alasan 'limbah plastik'.

  • Merendahkan Wanita: Diduga merendahkan wanita, seperti menyebut seseorang 'mirip ladyboy'.

  • Tekanan Kontrasepsi: Menekan pasangan intimnya untuk mengonsumsi kontrasepsi tetapi menolak bertanggung jawab atas konsekuensinya.

  • Pembungkaman Korban: Membungkam korbannya dengan mengancam atau menggunakan ketenaran dan statusnya.

  • Pertemuan Pribadi: Mencoba meyakinkan penggemar muda untuk bertemu dengannya secara pribadi berkali-kali, terkadang menekan mereka untuk minum alkohol.

  • Ketidakpedulian: Satu terduga korban menuduh Prom memaksa untuk mengonsumsi pil kontrasepsi darurat (yang harus dibayarnya sendiri) dan menunjukkan tidak ada kekhawatiran sama sekali saat ia mengalami efek samping.

  • Pelanggaran Batas: Mengabaikan batasan dengan melakukan hubungan seks kasual dengan orang-orang dalam lingkaran sosial yang sama.

  • Menggoda Anak di Bawah Umur: Menggoda anak di bawah umur secara online.

  • Perilaku Bermuka Dua: Menunjukkan kebaikan kepada anak-anak di depan umum, tetapi tidak menyukai mereka secara pribadi.

Menanggapi tuduhan ini, para penggemar mengekspresikan kemarahan dan perasaan dikhianati mereka dengan menulis postingan di media sosial dan bahkan merusak merchandise Prom.

Konsekuensi dan Pemutusan Kontrak

Pada 15 Juni, agensi Prom, YWPB Official, merilis pernyataan resmi. Dalam pernyataan tersebut, mereka mengumumkan bahwa Prom tidak lagi berada di bawah naungan agensi, dan bahwa YWPB Official menanggapi situasi ini dengan sangat serius.

Pernyataan resmi dari YWPB Official yang mengumumkan pemutusan kontrak Prom.

Pemutusan kontrak ini menandai akhir dari perjalanan Prom dengan agensinya dan kemungkinan besar akan memiliki dampak jangka panjang yang signifikan pada kariernya di industri hiburan, mengingat beratnya tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Kesimpulan: Sebuah Kejatuhan Bintang

Kisah Prom Ratchapa Worrasarn adalah pengingat yang kuat tentang bagaimana tuduhan serius, terutama yang melibatkan perilaku tidak pantas dan pelanggaran kepercayaan, dapat dengan cepat menghancurkan reputasi dan karier seorang figur publik. Kontroversi ini tidak hanya mengguncang fondasi profesionalnya tetapi juga memicu kemarahan dan kekecewaan di antara para penggemar yang sebelumnya mengidolakannya.

Dengan terungkapnya pola perilaku yang mengkhawatirkan dan pemutusan kontrak dari agensinya, masa depan Prom di industri hiburan kini berada di titik yang tidak pasti, menjadi pelajaran tentang pentingnya akuntabilitas dan etika, terutama bagi mereka yang memiliki pengaruh publik.

Tags

Share With Others