Ancaman Bom Guncang Seoul, Nama Karasawa Kembali Disebut
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Seoul pada Jumat (15/8) melaporkan adanya ancaman bom kepada Kepolisian Metropolitan Seoul, bertepatan dengan Hari Pembebasan Korea.
Ancaman ini menambah daftar panjang insiden serupa yang meneror Korea Selatan dalam beberapa waktu terakhir.
Latar Belakang: Ancaman Bom Palsu di Kedutaan Besar AS Seoul
Sekitar pukul 5 pagi waktu Korea, Kedutaan Besar AS menerima sebuah email yang menyatakan bahwa bom berdaya ledak tinggi telah dipasang di fasilitas umum yang sering dikunjungi banyak orang. Kepolisian Metropolitan Seoul segera dihubungi untuk menindaklanjuti laporan tersebut.
Pola Ancaman Berulang: Nama 'Takahiro Karasawa'
Penyelidikan awal polisi mengonfirmasi bahwa pengirim email menggunakan nama pengacara Jepang, Takahiro Karasawa. Nama ini bukan kali pertama muncul dalam kasus ancaman bom palsu di Korea Selatan.
Sejak sekitar tahun 2023, nama Takahiro Karasawa telah berulang kali dieksploitasi oleh komunitas politik daring untuk mengirimkan ancaman teror palsu ke berbagai lembaga publik. Nama tersebut digunakan untuk merujuk pada pemimpin sekte palsu, menjadikannya identitas samaran yang sering digunakan untuk tujuan mengganggu dan menakut-nakuti.
Dampak dan Gangguan yang Ditimbulkan
Meskipun sejauh ini tidak ada bukti bahan peledak yang ditemukan, ancaman-ancaman ini telah menyebabkan gangguan signifikan dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Salah satu contoh paling menonjol adalah ancaman serupa yang diterima akhir pekan lalu di KSPO Dome, Seoul, hanya beberapa jam sebelum konser The Boyz dimulai.
Akibat ancaman tersebut, sekitar 2.000 penonton terpaksa dievakuasi, meskipun pada akhirnya tidak ada bahan peledak yang ditemukan di lokasi.
Rentetan Insiden Serupa di Seluruh Korea Selatan
Ancaman yang menggunakan nama dan modus operandi yang mirip telah menjadi pola yang mengkhawatirkan di Korea Selatan. Selain insiden di Kedutaan Besar AS dan KSPO Dome, beberapa lokasi lain juga menjadi target:
-
7 Agustus: Ancaman serupa diterima di Pusat Penduduk Asing Seoul.
-
11 Agustus: Ancaman bom dilaporkan di Gwangju Shinsegye Department Store.
Tidak ada bukti bahan peledak yang ditemukan di kedua lokasi tersebut, menegaskan sifat palsu dari ancaman-ancaman ini.
Langkah Penyelidikan dan Situasi Terkini
Menurut pernyataan polisi, mereka saat ini sedang menyelidiki kasus ancaman di Kedutaan Besar AS ini dengan cermat, menghubungkannya dengan serangkaian ancaman terbaru yang menggunakan nama dan frasa yang sama. Prioritas utama adalah mengidentifikasi pelaku di balik ancaman palsu yang berulang ini.
Hingga saat ini, belum ada bukti nyata adanya bahan peledak yang ditemukan di fasilitas umum mana pun yang menjadi target ancaman.
Kesimpulan: Kewaspadaan di Tengah Ancaman Digital
Serangkaian ancaman bom palsu yang terus-menerus ini menjadi tantangan serius bagi pihak berwenang di Korea Selatan. Meskipun terbukti palsu, insiden ini menguras sumber daya dan menyebabkan kepanikan publik yang tidak perlu. Pihak kepolisian terus berupaya keras untuk melacak dan menindak pelaku di balik teror digital ini demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.