Perjalanan karier grup idola wanita populer HYBE, LE SSERAFIM, kembali menjadi sorotan setelah data penjualan album terbaru mereka memicu perdebatan sengit di kalangan penggemar dan netizen.

Latar Belakang: Angka Penjualan Album dan Perbandingan yang Muncul

Pada bulan Maret 2025, LE SSERAFIM merilis Extended Play (EP) kelima mereka, berjudul HOT. Dalam minggu pertama perilisannya, album tersebut berhasil terjual sekitar 630.000 kopi secara kumulatif, berdasarkan data dari Hanteo. Angka yang cukup impresif, dengan 500.000 kopi di antaranya terjual hanya pada hari pertama.

Pada saat itu, penjualan minggu pertama album HOT menempatkannya di posisi ke-30 penjualan tertinggi sepanjang masa untuk album grup wanita.

Namun, di balik angka yang sekilas terlihat sukses ini, beberapa netizen mulai menyuarakan kekhawatiran. Mereka membandingkan penjualan HOT dengan grup lain seperti IVE, aespa, dan NewJeans, yang mampu mencapai penjualan jutaan kopi dalam minggu pertama rilis album mereka. LE SSERAFIM sendiri pernah bergabung dengan klub elit 'jutaan penjual' ini melalui album ketiga mereka, UNFORGIVEN, yang berhasil terjual 1,25 juta kopi.

Sayangnya, sejak pencapaian tersebut, rilis album selanjutnya menunjukkan tren penurunan angka penjualan yang stabil.

Dampak dan Kontroversi: Penurunan Popularitas atau Fenomena Industri?

Isu penurunan angka penjualan ini memicu berbagai spekulasi. Sebuah postingan viral di Nate Pann bahkan mengungkapkan kekhawatiran apakah angka-angka tersebut dimanipulasi.

Postingan tersebut menarik perhatian signifikan dari netizen Korea, banyak di antaranya berpendapat bahwa popularitas LE SSERAFIM memang sedang menurun. Kritik pun dialamatkan tidak hanya kepada grup itu sendiri, tetapi juga kepada agensi mereka, HYBE.

Namun, di sisi lain, penggemar internasional membela LE SSERAFIM. Mereka berargumen bahwa kesuksesan konser-konser mereka yang selalu terjual habis (sold-out) menjadi bukti popularitas yang tetap terjaga. Banyak juga yang menunjukkan bahwa tren penurunan angka penjualan ini sebenarnya adalah fenomena yang melanda seluruh industri K-Pop saat ini, bukan hanya LE SSERAFIM.

Analisis Lebih Dalam: Tren Penjualan di Industri K-Pop

Argumen tentang 'fenomena industri' ini cukup kuat. Beberapa tahun terakhir, industri K-Pop memang menunjukkan dinamika yang berbeda dalam penjualan album fisik. Meskipun terjadi peningkatan jumlah grup dan rilis album, persaingan yang ketat dan perubahan kebiasaan konsumsi musik mungkin berkontribusi pada fluktuasi angka penjualan. Penurunan yang dialami LE SSERAFIM bisa jadi merupakan bagian dari tren yang lebih luas ini, di mana hanya grup-grup dengan basis penggemar yang sangat masif dan loyal yang mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan penjualan hingga jutaan kopi secara konsisten.

Kesimpulan: Masa Depan LE SSERAFIM di Tengah Perdebatan

Kontroversi seputar penjualan album LE SSERAFIM menyoroti kompleksitas kesuksesan di industri K-Pop modern. Apakah ini merupakan tanda peringatan akan penurunan popularitas atau hanya bagian dari dinamika pasar yang lebih besar? Perdebatan antara penggemar Korea dan internasional mencerminkan perbedaan perspektif dalam menilai kesuksesan sebuah grup. Dengan konser yang sukses dan basis penggemar global yang kuat, LE SSERAFIM masih memiliki potensi besar. Namun, mereka menghadapi tantangan untuk membuktikan bahwa mereka dapat mengatasi fluktuasi penjualan album dan terus mempertahankan posisi mereka sebagai salah satu grup wanita terkemuka di K-Pop.