Bang Chan, salah satu anggota grup idola K-pop Stray Kids, secara resmi telah menempuh jalur hukum untuk melawan penyebaran video deepfake berbahaya yang menarget dirinya. Video manipulatif tersebut mengandung konten eksplisit dan pernyataan rasis yang sepenuhnya palsu, menciptakan gelombang kekhawatiran di kalangan penggemar dan industri hiburan.

Langkah Hukum Melawan Deepfake Berbahaya

Pada 5 September 2025, Pengadilan Distrik Utara California mengabulkan permohonan ex parte dari Bang Chan untuk mendapatkan "informasi identitas pengguna anonim (PII)" dari platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Keputusan penting ini diambil tanpa sidang dengan pihak lawan, menandai langkah awal yang krusial dalam proses gugatan perdata pencemaran nama baik yang kini bergulir di Pengadilan Distrik Timur Seoul.

Kasus ini menggarisbawahi tantangan serius yang dihadapi industri K-pop dalam menghadapi serangan digital, di mana identitas asli pelaku seringkali tersembunyi di balik anonimitas daring.

Detail Gugatan dan Dampak Psikologis

Bang Chan menegaskan bahwa dua akun X telah mengunggah dan mendistribusikan video deepfake yang secara manipulatif mengedit wajahnya. Dalam video tersebut, ia digambarkan seolah-olah mengucapkan kata-kata vulgar, rasis, dan bermuatan konten dewasa. Bang Chan secara tegas menyatakan tidak pernah terlibat atau menyetujui konten tersebut, yang mengakibatkan tekanan mental, stres fisik, dan kerusakan reputasi yang signifikan sebagai seorang artis.

Gugatan ini diajukan dengan dasar hukum 28 U.S.C. Section 1782, yang memungkinkan pengadilan Amerika Serikat membantu memperoleh bukti untuk proses hukum di luar negeri. Hakim Beth Rapson Freeman menilai tiga syarat utama pasal ini telah terpenuhi, membuka jalan bagi Bang Chan untuk melacak para pelaku.

Membongkar Anonimitas Pelaku

Dengan surat panggilan yang telah disetujui, Bang Chan kini dapat secara resmi meminta X (Twitter) untuk menyerahkan PII dari kedua akun anonim tersebut. Data yang dimaksud meliputi:

• Catatan pembuatan akun: Informasi dasar tentang kapan dan bagaimana akun dibuat.

• Alamat IP login: Lokasi geografis saat pelaku mengakses akun.

• Alamat email dan nomor telepon: Data kontak yang terkait dengan akun.

Jika X mematuhi perintah pengadilan, data ini akan menjadi kunci penting di Korea untuk mengidentifikasi pelaku, memanggil mereka ke pengadilan, dan melanjutkan gugatan perdata. Firma hukum Liu, yang dipimpin pengacara Jeong Kyungseok, menjadi perwakilan resmi Bang Chan dan Felix dalam kasus ini.

Sebelumnya, Felix, rekan Bang Chan di Stray Kids, juga mengajukan permohonan serupa untuk melacak pelaku penyebaran konten tuduhan palsu. Kedua kasus ini menunjukkan urgensi untuk mengungkap identitas di balik akun-akun anonim yang merugikan.

Efek Jera dan Preseden Penting

Langkah hukum ini menjadi contoh serius komitmen industri K-pop dalam melawan penyebaran konten digital berbahaya. Deepfake yang menyalahgunakan wajah artis sering menimbulkan kerusakan reputasi yang tidak dapat diperbaiki dan dampak psikologis yang berat.

Bang Chan berharap gugatan ini dapat memberikan efek jera bagi para pelaku, sekaligus menjadi preseden penting bagi artis lain yang menjadi korban serangan digital serupa. Kasus ini menyoroti urgensi perlindungan artis dari konten deepfake dan menekankan pentingnya kerja sama lintas negara dalam menangani kejahatan siber yang semakin canggih.

Stray Kids sendiri tetap melanjutkan aktivitas mereka di industri musik global, sementara Bang Chan dan Felix bertekad untuk memastikan keadilan ditegakkan atas nama pribadi dan profesional mereka.