Boys II Planet Dikritik Keras Akibat Dugaan Xenofobia Trainee
Acara survival idola K-Pop Mnet, Boys II Planet, tengah menghadapi gelombang kritik besar dari pemirsa global menyusul sebuah klip viral yang menampilkan perlakuan kasar terhadap seorang trainee Tiongkok, He Zhongxing, oleh kontestan lain dan bahkan mentor.
Kontroversi "Boys II Planet": Perlakuan Terhadap He Zhongxing
Klip yang menjadi sorotan adalah cuplikan dari episode mendatang, di mana He Zhongxing, seorang trainee asal Tiongkok, diejek karena ketidakmampuannya berbahasa Korea. Insiden ini memicu kemarahan luas.
Seorang rekan trainee bahkan hampir memarahinya, menyatakan, “Meskipun kamu tidak tahu bahasa Korea, bukankah seharusnya kamu setidaknya berpura-pura mendengarkan?”
Dalam adegan selanjutnya, seorang mentor vokal secara singkat menyerang Zhongxing ketika ia mengangguk sebagai respons terhadap sebuah pertanyaan, dengan mengatakan, “'Yes.' Kamu harus mengatakan '네' (ne).” Mentor lain kemudian memintanya untuk pergi, terlihat jelas marah.
Gelombang Kritik Global dan Perdebatan di Media Sosial
Klip tersebut, yang telah ditonton lebih dari 6,6 juta kali di X (sebelumnya Twitter), memicu kemarahan luar biasa dari pemirsa. Banyak yang merasa bahwa perlakuan produser terhadap Zhongxing tidak adil, mengingat ia awalnya mendaftar untuk 'Planet C', yang menjelaskan kurangnya kemahirannya dalam bahasa Korea. Planet C seharusnya menampilkan trainee yang berbicara bahasa Mandarin dan mendebutkan grup pria Tiongkok terpisah. Namun, Mnet akhirnya memutuskan untuk menggabungkan dua kelompok trainee dari Planet C dan Planet K dan mendebutkan satu grup Korea.
"Dia bergabung dengan acara itu untuk debut di grup Tiongkok dan sekarang mereka meneriakinya karena tidak tahu bahasa Korea."
"Kesal karena trainee C tidak fasih berbahasa Korea padahal mereka awalnya mendaftar untuk debut di grup Tiongkok, itu sangat mengganggu."
"Bayangkan membawa trainee Tiongkok ke acara untuk grup berbasis Tiongkok, lalu mengubah format acara dan mem-bully mereka karena tidak tahu bahasa Korea. Masuk akal?"
Pemirsa global terkejut dengan perlakuan terhadap Zhongxing dan mengecam acara tersebut atas dugaan xenofobia.
"Maaf, tapi 'kamu harus mengatakan '네'' itu benar-benar membuatku kesal, bagaimana kamu bisa mengharapkan orang asing yang tidak berbicara bahasamu untuk mengikuti formalitas Korea. Yakin orang Korea melakukannya untuk merasa superior karena mengapa kamu bertindak seperti ini adalah militer."
Respon Netizen Korea: Perdebatan tentang "Sikap"
Namun, netizen Korea merasa bahwa reaksi keras ini tidak beralasan, dengan sebagian besar berpendapat bahwa fokus masalahnya adalah sikap, bukan kemampuan bahasa.
Berikut beberapa komentar dari komunitas online Korea (Instiz):
-
Komentar 1: "Orang yang mengatakan itu adalah orang Jepang."
-
Komentar 2: "Bukan berarti dia bilang, 'Kenapa kamu tidak mengerti?' Dia hanya menunjukkan sikapnya. Xenofobia macam apa itu?"
-
Komentar 3: "Mereka membicarakan sikapnya."
-
Komentar 4: "Itu benar—jika orang Korea mencoba mencari pekerjaan di luar negeri dan berkata dalam wawancara, 'Saya sama sekali tidak tahu bahasa lokal,' mereka akan mendapatkan reaksi yang sama."
-
Komentar 5: "Mereka menyoroti sikapnya. Mengapa orang bereaksi seperti ini? Apalagi trainee yang mengatakannya juga orang asing."
Implikasi dan Harapan ke Depan
Insiden ini telah menimbulkan pertanyaan serius tentang perlakuan terhadap trainee asing dalam program survival K-Pop, terutama ketika format acara mengalami perubahan signifikan setelah rekrutmen awal. Kontroversi semacam ini berpotensi merusak reputasi acara dan agensi di mata publik global. Mnet diharapkan memberikan klarifikasi atau tindakan responsif untuk mengatasi kekhawatiran yang berkembang dari pemirsa internasional. Penting bagi industri hiburan untuk memastikan lingkungan yang adil dan inklusif bagi semua talenta, tanpa memandang latar belakang bahasa atau negara asal.
Refleksi atas Insiden dan Etika Industri Hiburan
Kisah He Zhongxing dalam Boys II Planet menyoroti tantangan yang dihadapi oleh individu dalam lingkungan multikultural, terutama ketika ekspektasi dan realitas tidak selaras. Perdebatan antara "masalah bahasa" dan "masalah sikap" mencerminkan perbedaan perspektif budaya yang mendalam. Insiden ini menjadi pengingat penting bagi produser dan peserta untuk menumbuhkan lingkungan yang saling menghormati dan memahami, agar bakat dapat bersinar tanpa terhalang oleh hambatan bahasa atau bias.