SeoulSource adalah sumber utama untuk update Kpop dan Kdrama dalam bahasa Indonesia. Ikuti berita idol, drama Korea, dan gosip terkini — semua terangkum di SeoulSource.

Hubungi Kami

SeoulSource
Online-based, Indonesia
(Kami tidak memiliki alamat fisik)

[email protected]
@kpopdankdramaid di X (Twitter)
Seoul Source di Facebook
@seoulsource_ di Instagram

Calo Tiket G-DRAGON Raup 900 Juta Won, Ditangkap di Taiwan

Penangkapan sindikat calo tiket konser G-DRAGON di Taiwan mengungkap praktik ilegal berskala besar yang merugikan penggemar dan mencoreng integritas sistem tiket. Kelompok ini ditangkap karena menjual tiket dengan harga melambung tinggi, meraup keuntungan fantastis.

Latar Belakang Penangkapan Sindikat Calo

Otoritas Taiwan berhasil membongkar sindikat calo tiket yang menargetkan konser tur dunia G-DRAGON di Taipei Arena pada 11-13 Juli. Empat pelaku, termasuk seorang tersangka bernama Liu, ditahan atas tuduhan penjualan tiket ilegal.

Penangkapan ini merupakan hasil penyelidikan mendalam oleh Biro Investigasi Kriminal Taiwan. Pada 15 Juli, aparat menggerebek markas operasi kelompok tersebut.

Dalam penggerebekan itu, ditemukan sejumlah bukti mencengangkan:

  • Lebih dari 1.500 nomor seri penukaran tiket.

  • Lebih dari 1.000 tiket fisik konser G-DRAGON.

  • 500 tiket konser BLACKPINK yang dijadwalkan Oktober di Kaohsiung.

  • Uang tunai senilai NT$164.000 (sekitar ₩7,7 juta atau $5.600 USD).

Sindikat ini dilaporkan meraup keuntungan hampir ₩900 juta (sekitar $650.000 USD) dari praktik ilegal mereka.

Modus Operandi Canggih dan Keuntungan Fantastis

Tersangka Liu diduga bekerja sama dengan seorang insinyur tiket di Hong Kong. Insinyur tersebut menggunakan perangkat lunak peretasan dan program pembuat ID untuk membeli tiket dalam jumlah besar secara ilegal.

Tiket-tiket ini kemudian dijual kembali kepada Liu dengan biaya layanan tambahan antara NT$2.000 hingga NT$3.000 (₩90.000–140.000) per tiket, di luar harga aslinya.

Mark-up harga yang dikenakan sangat ekstrem. Sebagai contoh, tiket konser G-DRAGON yang harga aslinya NT$800 (₩37.000) bisa dijual kembali seharga NT$9.800 (₩460.000). Bahkan, tiket dengan harga asli NT$8.980 (₩420.000) dilaporkan dijual hingga NT$55.000 (₩2.58 juta).

Untuk memastikan pembeli dapat masuk, kelompok ini beroperasi dari sebuah hotel dekat lokasi konser. Mereka memproduksi ID palsu yang diperlukan untuk masuk dan bahkan mempekerjakan staf untuk mengawal pembeli melewati pemeriksaan identitas.

Dampak Meluas dan Respon Penggemar

Insiden ini memicu kemarahan publik setelah terungkap bahwa hampir 300 pembeli tiket calo berhasil memasuki konser G-DRAGON pada 11 Juli. Penggemar yang merasa dirugikan mengajukan keluhan massal kepada Departemen Urusan Kebudayaan Kota Taipei.

Beberapa penonton yang telah membeli tiket calo bahkan ditolak masuk dan kini menuntut pengembalian dana dari para pelaku. Media Taiwan menyoroti bahwa kejadian ini secara efektif merusak sistem tiket nama asli (real-name ticketing) yang diterapkan negara tersebut untuk acara budaya.

Konser G-DRAGON di Taipei

Langkah Hukum dan Komitmen Melawan Calo

Skandal penjualan tiket ilegal ini bukan yang pertama di Taiwan. Kasus serupa pernah terjadi pada Maret 2023, saat tiket tur dunia BLACKPINK di Taiwan dijual kembali hingga 45 kali lipat dari harga aslinya, mencapai NT$400.000 (₩18.78 juta) dari harga asli NT$8.800.

Menanggapi masalah calo yang kian marak, Taiwan merevisi Undang-Undang Pengembangan Industri Budaya dan Kreatif pada tahun 2023. Aturan baru ini menetapkan bahwa calo yang tertangkap menjual kembali tiket dapat menghadapi denda hingga 50 kali lipat dari jumlah penjualan. Langkah ini menunjukkan komitmen serius pemerintah untuk melindungi konsumen dan industri hiburan.

Masa Depan Industri Hiburan yang Adil

Penangkapan sindikat calo tiket konser G-DRAGON adalah langkah penting dalam upaya memerangi praktik ilegal ini. Kejadian ini menjadi pengingat akan ancaman yang ditimbulkan oleh calo terhadap penggemar dan ekosistem hiburan yang sehat. Dengan penegakan hukum yang tegas dan undang-undang yang diperkuat, Taiwan berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih adil dan transparan bagi semua pecinta musik.

Tags

Share With Others