Debat Netizen: Pergeseran Konsep AI aespa, Tepatkah?
Pergeseran Identitas: Mengapa Konsep aespa Jadi Perdebatan Hangat Netizen?
Para netizen tengah ramai memperdebatkan apakah keputusan aespa untuk beralih dari konsep AI (Artificial Intelligence) mereka yang orisinal adalah langkah yang tepat. Sejak debut mereka dengan "Black Mamba" pada tahun 2020, identitas grup ini terus mengalami evolusi, memicu diskusi sengit di berbagai forum daring.
Latar Belakang Perubahan Konsep aespa
Pada awalnya, aespa memperkenalkan konsep AI yang unik, dengan nama grup yang berasal dari 'æ' (melambangkan 'Avatar X Experience') dan kata Inggris 'aspect' (yang berarti dualitas). Musik awal mereka sangat kental dengan gaya 'SMP (SM Performance)' klasik, memadukan produksi eksperimental dengan sindiran dan konsep visual berbasis AI yang terbentang di berbagai alam semesta.

Namun, di era 'MY WORLD', aespa tampaknya melakukan perubahan gaya yang signifikan. Pergeseran ini diduga dipengaruhi oleh kepergian Lee Soo Man dan Yoo Young Jin, yang sebelumnya mengawasi konsep grup. Setelah mereka keluar di tengah perselisihan hak manajemen di SM Entertainment, aespa menjauh dari kerangka naratif yang intens dan mulai merangkul konsep 'high-teen' yang lebih gelap dan realistis.
Netizen juga menyoroti pergeseran aespa ke apa yang banyak digambarkan sebagai 'metallic vibe'—istilah metaforis untuk menggambarkan estetika yang lebih keras, tajam, dan jauh lebih dingin, diibaratkan seperti rasa logam.
Dampak dan Beragam Perspektif Netizen
Perubahan ini sontak memicu beragam reaksi. Banyak yang mengungkapkan nostalgia terhadap KWANGYA Universe dan alur cerita berbasis AI grup, menyiratkan bahwa aespa mungkin bisa menjadi proyek yang mirip dengan film 'KPop Demon Hunters' jika mereka tetap bertahan dengan konsep tersebut.
"aespa seharusnya tetap dengan konsep AI. Mengapa mereka beralih ke 'metallic vibe' ㅠㅠ Konsep AI futuristik itu sangat unik, tapi tema metalik terasa agak generik. Meskipun sedikit 'cringy', aku lebih suka saat mereka melakukan KWANGYA Universe dan Karina melakukan 'rocket punches'."

Di sisi lain, SM Entertainment sebelumnya menyatakan bahwa konsep KWANGYA tidak pernah sepenuhnya ditinggalkan, melainkan "sementara dikesampingkan" karena grup tersebut kembali ke "dunia nyata" untuk istirahat.
Direktur Umum Cho Woo Chul menjelaskan: "Ke depan, saya masih ingin aespa didefinisikan sebagai aespa. Saya percaya musik dan konsep yang mereka kejar adalah unik milik mereka sendiri, dan dengan pendekatan serta ekspresi mereka sendiri, mereka akan terus berkembang melampaui KWANGYA menuju dunia yang tak terbatas."
Beberapa netizen berpendapat bahwa aespa selalu memiliki kesan 'metallic' sejak awal, dengan lirik yang kuat dan energi 'girl crush' yang tidak terlalu menyimpang dari era debut mereka. Ada juga yang mengakui bahwa meskipun mereka lebih menyukai identitas yang berorientasi massa dan berpusat pada AI, pergeseran baru-baru ini ke estetika aksi yang lebih gelap dan realistis—mengisyaratkan agresi atau pertempuran fisik—tetap menarik.
Pendapat mengenai lagu terbaru aespa "Dirty Work" juga beragam. Beberapa merasa lagu tersebut paling jauh menyimpang dari konsep AI dan KWANGYA, sementara yang lain berpendapat bahwa lagu itu sebenarnya lebih lembut dalam nada dibandingkan lagu-lagu sebelumnya seperti "Savage," "Girls," dan "Whiplash."
Reaksi Netizen Terhadap Pergeseran Konsep
-
Nostalgia KWANGYA: "Seandainya mereka tetap dengan konsep AI, aespa mungkin akan menjadi grup di 'K-pop Demon Hunters' alih-alih TWICE."
-
Perasaan Kehilangan: "Jujur, aku agak sedih liriknya tidak lagi menyebut KWANGYA. Nævis dulunya adalah sosok misterius, tapi setelah debut solo, semuanya jadi aneh… Secara pribadi, sejak Lee Soo Man pergi, aespa kehilangan 'magic'-nya bagiku."
-
Penilaian Musik Baru: "Lagu baru tidak cocok. Video musiknya mencolok, tapi hanya itu saja."
-
Perbandingan dengan Era Sebelumnya: "Dulu saat Lee Soo Man ada, hanya 'Next Level' dan 'Illusion' yang bagus. Setelah dia pergi, hit publik yang sebenarnya muncul—'Spicy,' 'Supernova,' 'Whiplash.' Aku lebih suka yang sekarang."
-
Konsep yang Berbeda: "Sekarang terasa sangat mirip dengan konsep LE SSERAFIM."
-
Visual: "Era paling menonjol mereka adalah 'Black Mamba' hingga 'Savage,' dan 'Girls' adalah puncak visual. Sekarang riasan mereka terlihat sangat aneh… terlalu gelap dan tebal."
-
Storyline Hilang: "Juga mengecewakan bahwa video-video storyline menghilang. Aku dulu menonton setiap satu video dengan tekun…"

Arah Masa Depan aespa
Pernyataan SM Entertainment yang menegaskan bahwa konsep KWANGYA tidak sepenuhnya hilang, melainkan "sementara dikesampingkan" untuk kembali ke "dunia nyata", mengisyaratkan bahwa elemen futuristik dan cerita multiverse aespa mungkin akan muncul kembali dalam bentuk baru. Visi Cho Woo Chul untuk "dunia tak terbatas" menunjukkan bahwa grup ini akan terus bereksperimen dengan identitas mereka, mungkin memadukan yang lama dengan yang baru.
Meskipun demikian, ada ketidakpastian di kalangan penggemar mengenai konsistensi alur cerita, terutama dengan perubahan dalam kepemimpinan kreatif. Harapan para penggemar adalah agar aespa dapat terus berkembang sambil tetap mempertahankan esensi unik yang membuat mereka menonjol di industri K-pop.
Kesimpulan
Perdebatan mengenai konsep aespa mencerminkan dinamika yang kompleks antara harapan penggemar, visi agensi, dan evolusi artistik sebuah grup K-pop. Sementara beberapa merindukan keunikan konsep AI dan KWANGYA yang asli, yang lain menghargai keberanian aespa untuk bereksperimen dengan estetika yang lebih realistis dan kuat.
Pada akhirnya, aespa terus menjadi grup yang berevolusi, menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan inovasi dengan harapan basis penggemar mereka yang beragam. Perjalanan mereka menunjukkan bahwa identitas artistik dapat terus berubah dan beradaptasi, selagi tetap memicu diskusi yang menarik di kalangan para penikmat musik.