Hacker Pencuri Identitas Jungkook BTS Akui Sebagian Tuduhan
Seorang pria berusia 34 tahun berkewarganegaraan Tiongkok bernama Jeon, yang diduga mencuri identitas selebriti papan atas dan pemimpin bisnis berpengaruh, termasuk anggota BTS Jungkook dan seorang ketua konglomerat besar, telah mengakui sebagian dari kejahatan yang dituduhkan kepadanya. Kasus ini menyoroti kerentanan data pribadi di tengah maraknya kejahatan siber yang semakin canggih.
Latar Belakang: Penangkapan dan Pengakuan Sebagian Tersangka Utama
Jeon diduga meretas situs web perusahaan telekomunikasi domestik dan berbagai platform daring lainnya antara Agustus 2023 hingga Januari 2024. Melalui aksi peretasan ini, ia berhasil mencuri aset-aset penting, sebuah tindakan yang jelas melanggar Undang-Undang Jaringan Informasi dan Komunikasi Korea Selatan.
Kerja sama antara otoritas Thailand dan Korea Selatan membuahkan hasil, di mana Jeon diekstradisi dari Thailand pada 22 Agustus dan secara resmi ditangkap pada 24 Agustus. Dalam sebuah konferensi pers pada 25 Agustus, seorang pejabat Kepolisian Metropolitan Seoul mengungkapkan bahwa, “Tersangka mengakui beberapa dakwaan namun menyangkal yang lain. Kami akan melanjutkan penyelidikan menyeluruh berdasarkan bukti yang telah kami amankan.”
Detail Utama: Lingkup Kejahatan dan Para Korban Ternama
Kasus ini menarik perhatian publik karena melibatkan beberapa individu berprofil tinggi, menunjukkan ambisi dan jangkauan kejahatan siber yang dilakukan oleh Jeon:
-
Jungkook BTS: Pada Januari 2024, ketika sedang menjalani wajib militer, identitas anggota BTS Jungkook digunakan secara ilegal untuk membuka rekening sekuritas. Jeon diduga menjual saham senilai sekitar 100 juta KRW (setara dengan sekitar 73.000 USD) atas nama Jungkook kepada pihak ketiga. Beruntungnya, Jungkook berhasil memulihkan dana tersebut melalui gugatan perdata pada bulan Maret.
-
Pemimpin Konglomerat dan CEO Perusahaan Ventura: Penyelidik juga menemukan bahwa Jeon menggunakan nama-nama pemimpin chaebol (konglomerat keluarga di Korea Selatan) yang masuk dalam 30 besar, seorang CEO perusahaan ventura, dan pihak lainnya untuk melakukan kejahatan serupa. Dengan identitas curian ini, ia diduga mengaktifkan akun telepon seluler dan menguras uang dari rekening keuangan serta aset virtual.
Dampak dan Skala Kerugian yang Terungkap
Hingga saat ini, total kerugian yang terkonfirmasi dari kasus pencurian identitas dan peretasan ini mencapai angka yang sangat signifikan, yaitu sekitar 38 miliar KRW (setara dengan sekitar 27,7 juta USD). Angka ini menunjukkan dampak finansial yang luar biasa besar akibat tindakan Jeon dan jaringannya.
Dalam penyelidikan, polisi juga melaporkan bahwa mereka telah menangkap 16 orang yang diduga terlibat dalam kasus ini, dengan dua di antaranya telah ditahan. Ini mengindikasikan bahwa Jeon kemungkinan besar beroperasi sebagai bagian dari jaringan kejahatan siber yang lebih besar, memperumit proses penuntutan dan pemulihan kerugian bagi para korban.
Langkah Selanjutnya: Proses Hukum dan Investigasi Berlanjut
Pihak berwenang berencana untuk menyerahkan Jeon kepada jaksa minggu ini, menandai fase berikutnya dalam proses hukum. Sementara itu, wawancara dengan para korban terus dilanjutkan untuk menggali informasi lebih lanjut dan mengidentifikasi seluruh cakupan kerugian.
"Penting untuk memverifikasi cakupan penuh kerugian,"
ujar seorang pejabat polisi, menekankan komitmen mereka untuk mengungkap tuntas kasus ini dan memastikan semua pihak yang bertanggung jawab mendapatkan hukuman yang setimpal.
Kesimpulan
Kasus pencurian identitas yang melibatkan Jeon telah mengungkap skala kejahatan siber yang serius di Korea Selatan, dengan korban mulai dari selebriti global hingga pemimpin bisnis. Dengan total kerugian mencapai puluhan miliar Won dan puluhan tersangka yang ditangkap, kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya keamanan data dan kewaspadaan digital. Pihak berwenang berkomitmen untuk melanjutkan penyelidikan secara menyeluruh demi memastikan keadilan bagi para korban dan menindak tegas pelaku kejahatan siber.
