SeoulSource adalah sumber utama untuk update Kpop dan Kdrama dalam bahasa Indonesia. Ikuti berita idol, drama Korea, dan gosip terkini — semua terangkum di SeoulSource.

Hubungi Kami

SeoulSource
Online-based, Indonesia
(Kami tidak memiliki alamat fisik)

[email protected]
@kpopdankdramaid di X (Twitter)
Seoul Source di Facebook
@seoulsource_ di Instagram

Idol K-Pop Generasi 5 Ungkap Pandangan Politik Kontroversial

Anggota girl group generasi kelima yang populer telah memicu reaksi sengit di ranah daring dengan pernyataan tegas dan bangga mengenai keyakinan politiknya. Idola yang dimaksud adalah Xinyu dari girl group K-Pop yang sedang naik daun, tripleS.

Latar Belakang: Pernyataan Kontroversial Idola K-Pop Xinyu (tripleS)

Baru-baru ini, beberapa tangkapan layar interaksi Xinyu dengan penggemar menjadi viral di forum-forum Korea. Dalam interaksi tersebut, idola ini terlihat secara tegas membagikan keyakinan politiknya mengenai negara asalnya, Tiongkok.

Dalam serangkaian pesan yang dikirimkan kepada penggemar, Xinyu menyatakan bahwa Makau, Taiwan, dan Hong Kong semuanya adalah bagian dari Tiongkok.

Xinyu dari tripleS

"Ini bukan tentang menjadi ketat. Makau selalu menjadi bagian dari Tiongkok. Hong Kong dan Taiwan juga."

Tangkapan layar percakapan Xinyu di Instiz

Ketika penggemar mencoba memperingatkan sang idola agar berhati-hati dengan komentarnya mengenai isu geopolitik yang sensitif tersebut, Xinyu dengan tegas mempertahankan pendiriannya, bahkan menyarankan orang-orang untuk berhenti berinteraksi dengannya di platform penggemar jika mereka tidak setuju.

"Mengapa saya harus ditegur? Apakah saya mengatakan sesuatu yang salah? Jika Anda tidak setuju dengan saya, jangan berlangganan Fromm saya."

Tangkapan layar balasan Xinyu di Instiz

Pendapat politik yang diungkapkan oleh Xinyu secara populer dikenal sebagai "Prinsip Satu Tiongkok", yang menyatakan bahwa Republik Rakyat Tiongkok, Taiwan, Hong Kong, dan Makau merupakan satu negara tunggal, bersatu, dan berdaulat yang disebut Tiongkok, dengan Republik Rakyat Tiongkok sebagai satu-satunya pemerintah yang sah. Namun, banyak individu yang tinggal di Makau, Hong Kong, dan Taiwan tidak setuju dengan pendirian ini.

Dampak dan Respon Netizen Korea

Netizen Korea terkejut dengan pernyataan Xinyu yang dianggap provokatif. Sementara beberapa menentang ideologi yang diungkapkannya, yang lain lebih prihatin dengan fakta bahwa ia menyuarakan opini politik kontroversial secara publik sebagai seorang idola, yang bertentangan dengan perilaku biasa yang diharapkan dari bintang K-Pop.

  • Komentar Netizen: "Berpikir seperti itu secara pribadi tidak akan ada yang peduli—tapi menulisnya secara terbuka di tempat yang bisa dilihat semua orang itu absurd."

  • Komentar Netizen: "Saya kira kita mungkin akan mulai melihat idola yang berbicara secara terbuka seperti itu."

  • Komentar Netizen: "Pergi saja ke Tiongkok."

  • Komentar Netizen: "Kamu pikir kamu siapa…? Inilah mengapa idola Tiongkok itu tidak boleh. Tolong, jadilah idola saja di negara Anda sendiri dan berhenti mencoba memaksakan diri ke Korea."

Tangkapan layar komentar netizen Instiz Tangkapan layar komentar netizen Instiz Tangkapan layar komentar netizen Instiz

Kekhawatiran juga muncul mengingat adanya anggota asal Taiwan di dalam grup tripleS, yang menambah kompleksitas situasi ini.

Langkah Selanjutnya dan Implikasi bagi Industri K-Pop

Insiden ini menimbulkan pertanyaan krusial mengenai batas-batas ekspresi pribadi bagi idola K-Pop dan ekspektasi yang tinggi terhadap mereka sebagai figur publik. Dalam industri yang sangat sensitif terhadap isu politik dan citra publik, tindakan seperti ini dapat memiliki konsekuensi signifikan.

Masa depan Xinyu dan tripleS dapat terpengaruh oleh reaksi publik yang terus berlanjut. Kejadian ini juga mungkin memicu perdebatan lebih lanjut tentang peran dan tanggung jawab idola K-Pop dalam menyampaikan pandangan pribadi, terutama yang bersifat politis dan berpotensi memecah belah.

Kesimpulan: Antara Ekspresi dan Ekspektasi dalam Dunia Idola K-Pop

Kasus Xinyu dari tripleS menyoroti dilema yang dihadapi idola K-Pop: bagaimana menyeimbangkan hak mereka untuk berekspresi dengan tuntutan industri yang seringkali mengharuskan mereka untuk tetap netral dalam isu-isu sensitif. Insiden ini berfungsi sebagai pengingat akan kekuatan media sosial dan kecepatan informasi dapat menyebar, memengaruhi karier dan citra publik seseorang dalam sekejap.

Reaksi yang beragam dari penggemar dan netizen menggarisbawahi kompleksitas isu ini, menunjukkan bahwa meskipun ada keinginan untuk kebebasan berekspresi, ada pula ekspektasi kuat terhadap idola untuk menjaga citra tertentu demi penggemar dan industri yang mendukung mereka.

Tags

Share With Others