Influencer Dituduh Bermuka Dua Usai Ejek Tarian BLACKPINK
BLACKPINK, sebagai salah satu grup idola wanita paling terkenal di dunia, tidak lepas dari berbagai kritik. Salah satu poin kritik yang sering muncul adalah terkait performa panggung mereka, terutama tuduhan mengenai "tarian malas" (lazy dancing).
Latar Belakang Kontroversi: Perbandingan yang Memantik Amarah
Baru-baru ini, seorang influencer ternama, Haley Baylee, yang memiliki lebih dari 15 juta pengikut di TikTok, memicu diskusi panas dengan mengunggah sebuah video.
Video tersebut dimulai dengan Haley yang terlihat bosan sambil mengamati wanita lain menari, disertai tulisan "Koreografi BLACKPINK tahun 2025." Ini dimaksudkan sebagai ejekan terhadap kritik "tarian malas" yang sering dilontarkan kepada grup tersebut.

Bagian kedua dari video itu kemudian menampilkan mereka berdua melakukan koreografi "Gnarly" dari grup KATSEYE dengan penuh energi, dengan tulisan "vs. Koreografi KATSEYE tahun 2025." Konten ini jelas bertujuan untuk membandingkan kedua grup secara langsung.


Dampak dan Reaksi Penggemar: Tudingan Bermuka Dua
Unggahan Haley di Instagram, yang hingga kini masih tersedia, segera dibanjiri komentar dari warganet. Banyak yang mempertanyakan alasan di balik perbandingan yang tidak perlu antara kedua grup tersebut, meskipun Haley mengklaim bahwa ia hanya bercanda.
Sebagian besar kritik datang dari para penggemar yang merasa kesal dan bahkan menuduh Haley "bermuka dua." Tuduhan ini muncul karena Haley sebelumnya pernah mengunggah pengalaman menghadiri penampilan solo Jennie di Coachella dan bahkan bertemu dengan Lisa, mengungkapkan kekagumannya terhadap salah satu lagunya.

"Meskipun setiap orang memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya, adalah wajar jika para penggemar merasa kecewa atas perbandingan yang dirasa tidak perlu dan berpotensi merendahkan idola mereka."
Langkah Selanjutnya: Dinamika Opini Publik
Insiden ini menyoroti bagaimana dinamika media sosial dapat dengan cepat mengubah pandangan publik terhadap seorang figur. Meskipun Haley Baylee telah menyatakan bahwa unggahannya hanyalah lelucon, dampak emosional pada penggemar yang setia tidak dapat diabaikan.
Perdebatan mengenai kebebasan berekspresi dan tanggung jawab influencer dalam menyampaikan konten yang melibatkan figur publik terus berlanjut di platform daring.
Kesimpulan: Antara Kritik dan Sensitivitas Penggemar
Kontroversi ini berfungsi sebagai pengingat akan garis tipis antara kritik yang membangun dan ejekan yang merugikan, terutama dalam industri hiburan yang sangat terikat dengan basis penggemar. Ini menunjukkan bahwa bahkan lelucon sekalipun dapat memicu reaksi signifikan ketika menyentuh isu-isu sensitif bagi komunitas penggemar yang berdedikasi.