K-Pop CEO Dinyatakan Bersalah, Denda Ringan Picu Murka Fans
Seorang mantan eksekutif dari agensi yang pernah menaungi grup K-Pop Omega X telah dinyatakan bersalah atas penyerangan terhadap anggota Jaehan selama tur mereka di Amerika Serikat pada tahun 2022. Namun, keputusan pengadilan mengenai jumlah denda yang dijatuhkan telah memicu kemarahan besar di kalangan penggemar dan publik.
Latar Belakang Insiden Kekerasan
Insiden penyerangan ini terjadi pada 22 Oktober 2022, setelah konser grup di Los Angeles. Berdasarkan catatan pengadilan, mantan eksekutif yang diidentifikasi sebagai 'A' tersebut, mencengkeram tudung kaus Jaehan di dekat lift hotel, menariknya dengan sangat kuat hingga Jaehan terjatuh ke tanah. Penyerangan ini disebut dipicu oleh tuduhan bahwa Jaehan tidak berterima kasih kepadanya dengan layak setelah pertunjukan berakhir.
Sepanjang persidangan, eksekutif tersebut membantah tuduhan, mengklaim bahwa ia hanya "mendisiplinkan" sang idola dan hanya sebentar menarik pakaiannya. Namun, pembelaan ini ditolak mentah-mentah oleh pengadilan. Keputusan ini didasarkan pada peninjauan bukti video yang direkam oleh seorang penggemar, serta kesaksian yang konsisten dari Jaehan, anggota grup lainnya, dan staf. Hakim juga secara spesifik menyatakan bahwa mantan CEO tersebut tidak menunjukkan penyesalan dan tidak ada upaya untuk meminta maaf kepada korban atas perbuatannya.

Dampak Putusan dan Gelombang Kemarahan Publik
Menurut laporan terbaru, mantan CEO tersebut hanya didenda sebesar ₩500.000 KRW (sekitar $361 USD). Meskipun keputusan bersalah telah ditetapkan, banyak pihak merasa bahwa hukuman yang dijatuhkan tidak mencerminkan keseriusan pelanggaran, terutama mengingat dampak yang dialami korban.
Di pengadilan, Jaehan mengungkapkan bahwa ia menderita gejala panik pada saat kejadian dan kehilangan keseimbangan saat ditarik dari belakang. Kesaksiannya dianggap kredibel dan konsisten dengan bukti video yang ada. Denda yang sangat ringan ini menyebabkan kekecewaan dan kemarahan luas di kalangan penggemar, yang merasa bahwa keadilan belum sepenuhnya ditegakkan bagi Jaehan dan Omega X.

"Setiap kali saya melihat pembaruan tentang grup ini rasanya, bagus sih orang-orang yang menyakiti mereka akhirnya menghadapi konsekuensi, tapi itu jelas tidak cukup! 500 ribu won untuk penyerangan???"
"Ini adalah lelucon denda. Jaehan pantas mendapatkan lebih. Omega X pantas mendapatkan lebih. Keadilan bahkan belum mendekati untuk ditegakkan."
Langkah Hukum Selanjutnya dan Perjuangan Omega X
Menambah kompleksitas kasus, mantan eksekutif 'A' juga sedang dalam investigasi untuk kasus pelecehan seksual terhadap enam anggota Omega X selama jadwal luar negeri mereka. Kasus ini telah dilimpahkan ke jaksa dengan rekomendasi dakwaan, menunjukkan pola dugaan pelanggaran yang lebih luas dan serius.
Omega X pertama kali mengungkapkan pelecehan yang mereka alami dalam konferensi pers pada November 2022, di mana mereka menuduh mantan agensi mereka melakukan penyerangan, pelecehan verbal, pemaksaan minum, dan pelanggaran seksual. Sejak saat itu, grup ini telah berhasil memenangkan gugatan pemutusan kontrak dan gugatan ganti rugi terhadap agensi mereka, menunjukkan ketabahan dan perjuangan mereka untuk mendapatkan keadilan.
Kesimpulan: Asa Keadilan yang Belum Purna
Meskipun Omega X telah meraih beberapa kemenangan hukum penting, termasuk pembebasan dari kontrak dan ganti rugi, sanksi ringan yang dijatuhkan dalam kasus penyerangan Jaehan menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk keadilan sejati masih berlanjut. Kasus ini menyoroti perlunya sistem hukum yang lebih tegas dalam melindungi para seniman dari penyalahgunaan kekuasaan di industri hiburan, serta memberikan pesan kuat bahwa kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat ditoleransi dan harus mendapatkan sanksi yang setimpal.