SeoulSource adalah sumber utama untuk update Kpop dan Kdrama dalam bahasa Indonesia. Ikuti berita idol, drama Korea, dan gosip terkini — semua terangkum di SeoulSource.

Hubungi Kami

SeoulSource
Online-based, Indonesia
(Kami tidak memiliki alamat fisik)

[email protected]
@kpopdankdramaid di X (Twitter)
Seoul Source di Facebook
@seoulsource_ di Instagram

Kim Soo Hyun’s agency freezes real estate owned by YouTube host amid 12 billion KRW(~8.8 million USD) defamation suit

Kim Soo Hyun’s agency freezes real estate owned by YouTube host amid 12 billion KRW(~8.8 million USD) defamation suit

Agensi Kim Soo Hyun Sita Properti Pimpinan Garo Sero Institute dalam Gugatan Defamasi Rp 140 Miliar

Gold Medalist, agensi yang menaungi aktor populer Kim Soo Hyun, telah berhasil mengamankan perintah pengadilan untuk penyitaan sementara dua unit apartemen mewah milik Kim Se Eui, pimpinan kanal YouTube kontroversial Garo Sero Institute (Gaseyeon). Tindakan hukum ini merupakan bagian dari gugatan kasus pencemaran nama baik senilai 12 miliar KRW (sekitar Rp 140 miliar atau setara $8.8 juta USD).

Kim Soo Hyun di Pengadilan

Detail Penyitaan Properti Kim Se Eui

Menurut laporan dari media Money Today pada 11 Juni, Pengadilan Distrik Pusat Seoul memberikan persetujuan atas permintaan penyitaan sementara tersebut pada 9 Juni. Properti yang menjadi target penyitaan adalah sebuah unit apartemen seluas 120.27㎡ yang berlokasi di Seocho-gu dan unit lain seluas 208.65㎡ di Apgujeong, Gangnam-gu, area-area prestisius di Seoul.

Apartemen di Apgujeong diketahui dimiliki bersama oleh Kim Se Eui dan saudara perempuannya, dengan Kim Se Eui memegang 50% saham. Penyitaan ini secara spesifik menargetkan bagian saham milik Kim Se Eui. Total nilai yang diklaim untuk kedua properti tersebut diperkirakan mencapai 4 miliar KRW (sekitar Rp 46.5 miliar atau setara $2.9 juta USD), dengan perkiraan nilai 2 miliar KRW untuk setiap properti.

Analisis Hukum di Balik Keputusan Pengadilan

“Ini berarti pengadilan menemukan gugatan yang diajukan oleh pihak Kim Soo Hyun cukup meyakinkan. Mereka membuktikan siapa yang bertanggung jawab atas tindakan pencemaran nama baik dan merinci perkiraan kerugian yang dialami agensi,” jelas pakar hukum Roh Jong Eon.

Ia melanjutkan bahwa karena keputusan ini dibuat berdasarkan dokumentasi tertulis tanpa adanya dengar pendapat dari Kim Se Eui atau keluarga mendiang Kim Sae Ron, jumlah kerugian akhir yang harus dibayarkan kemungkinan dapat berubah selama persidangan utama.

Roh Jong Eon berspekulasi bahwa agensi Kim Soo Hyun kemungkinan besar menyajikan bukti-bukti kuat yang menyangkal adanya hubungan dengan Kim Sae Ron saat yang bersangkutan masih di bawah umur. Selain itu, mereka juga menyertakan dokumentasi yang menunjukkan bahwa konferensi pers yang diadakan oleh Kim Se Eui pada bulan Mei – di mana ia mengklaim telah menerima file audio dari sumber anonim – menyebabkan kerugian reputasi dan finansial yang sangat serius, dengan perkiraan total kerugian mencapai 12 miliar KRW.

Tantangan Pemulihan Dana dan Latar Belakang Konflik

Meskipun demikian, sumber-sumber internal industri mencatat bahwa kedua unit apartemen yang disita tersebut telah digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman bank. Kondisi ini berpotensi membuat agensi sulit untuk memulihkan seluruh jumlah kerugian yang diklaim, bahkan jika mereka berhasil memenangkan kasus tersebut secara penuh di persidangan.

Konflik ini pertama kali muncul ketika Kim Se Eui dan keluarga mendiang Kim Sae Ron menuduh Kim Soo Hyun memiliki hubungan tidak pantas dengan Kim Sae Ron pada tahun 2015, saat Kim Sae Ron masih di bawah umur. Kim Soo Hyun dengan tegas membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa hubungan mereka baru dimulai pada musim panas 2019, setelah Kim Sae Ron secara hukum dianggap dewasa. Menyusul tuduhan ini, Kim Soo Hyun mengajukan gugatan senilai 12 miliar KRW terhadap Kim Se Eui dan keluarga.

Kontroversi Deepfake dan Konsekuensi Hukum

Di tengah polemik, Kim Se Eui kemudian merilis apa yang ia klaim sebagai rekaman suara Kim Sae Ron yang mengkonfirmasi hubungan tersebut. Namun, investigasi lebih lanjut mengungkapkan bahwa file audio tersebut adalah deepfake yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI). Pengungkapan ini memicu gelombang kemarahan publik yang lebih besar dan berujung pada konsekuensi hukum tambahan bagi Kim Se Eui.

Penutup

Kasus ini menjadi sorotan penting yang menggambarkan kompleksitas hukum terkait pencemaran nama baik di era digital, terutama dengan semakin canggihnya teknologi deepfake. Dengan langkah penyitaan properti sebagai awal, perhatian kini tertuju pada persidangan utama yang akan menentukan jumlah ganti rugi final serta dampak hukum yang lebih luas bagi semua pihak yang terlibat dalam kasus sensitif ini.

Tags

Share With Others