Kontroversi Festival Jangsu Klaim Taeyeon SNSD, Abaikan Kim Taeyeon
Sebuah festival lokal di Jangsu County, Provinsi Jeonbuk, Korea Selatan, menjadi pusat kontroversi besar yang melibatkan nama besar Taeyeon dari Girls’ Generation. Apa yang bermula sebagai promosi sederhana sebuah acara pemerintah daerah, tiba-tiba berubah menjadi perdebatan sengit tentang identitas dan akuntabilitas.
Kekeliruan Identitas yang Menghebohkan
Isu ini mencuat setelah materi promosi untuk Jangsu Hanwoo and Apple Festival mengumumkan Taeyeon sebagai salah satu penampil. Mengingat skala acara yang terbilang kecil, kemunculan nama Taeyeon, seorang idola K-Pop papan atas, sontak menarik perhatian signifikan di kalangan warganet.
Meskipun poster-poster tersebut secara jelas menampilkan nama dan foto Taeyeon, beberapa warganet berinisiatif untuk menghubungi profil media sosial Jangsu County demi mendapatkan konfirmasi. Berdasarkan tangkapan layar yang beredar luas, Jangsu County awalnya mengonfirmasi bahwa Taeyeon memang akan tampil di festival tersebut.
"Konfirmasi dari SM Entertainment, agensi Taeyeon Girls' Generation, pada 14 Juli KST mengklarifikasi bahwa Taeyeon tidak pernah dihubungi untuk acara tersebut dan tidak akan tampil."
Terungkap kemudian bahwa festival itu sejatinya telah mengundang Kim Taeyeon, seorang penyanyi cilik berbakat yang dikenal atas penampilannya yang menonjol di acara Miss Trot 2.

Namun, pihak pejabat Jangsu County justru bersikeras bahwa mereka memang telah memesan Taeyeon Girls’ Generation, namun kesepakatan itu akhirnya batal. Di sisi lain, mereka secara mengejutkan membantah sama sekali telah memesan Kim Taeyeon untuk tampil.
Dampak Emosional dan Polemik Akuntabilitas
Pada 15 Juli KST, sebuah sumber yang dekat dengan Kim Taeyeon mengungkapkan kepada OSEN bahwa penyanyi berusia 12 tahun itu merasa sangat terpukul dengan serangkaian kejadian ini. Agensinya, K Tigers Entertainment, mengklaim bahwa mereka telah dihubungi secara resmi oleh Jangsu County dan telah mengonfirmasi kehadiran Kim Taeyeon di festival tersebut.
Namun, ketika kontroversi meletus, pihak county mengeluarkan pernyataan tanpa mengakui keberadaan Kim Taeyeon, secara efektif menghapusnya dari daftar penampil. Sebagai respons, tim Kim Taeyeon menarik namanya dari acara tersebut.

Sumber internal tersebut menyoroti bagaimana kurangnya akuntabilitas ini dapat berdampak serius pada kesejahteraan artis remaja.
-
Kekecewaan Mendalam: "Kami sangat kecewa. Baik agensi maupun Jangsu County belum mengeluarkan satu pun permintaan maaf kepada artis di bawah umur ini, meskipun telah menyebabkan luka. Yang kami dapatkan dari agensi pada hari pertama kontroversi hanyalah penjelasan samar yang mengatakan ada ‘kekeliruan’."
-
Pertanyaan tentang Realisme: Sumber tersebut juga mempertanyakan bagaimana Jangsu County bisa berharap orang percaya bahwa festival lokal mereka berhasil mengundang artis papan atas seperti Taeyeon, yang secara finansial dan logistik sangat tidak mungkin.
Pelajaran dan Perlindungan Artis Muda
Di luar kontroversi, kekhawatiran utama tetap pada kesejahteraan artis muda Kim Taeyeon. "Orang dewasa mungkin menganggap ini enteng dan berkata, ‘Hal-hal seperti ini memang terjadi.’ Namun bagi seorang artis muda yang sedang melalui masa emosional yang sensitif, luka-luka ini bisa sangat dalam. Itulah yang paling kami khawatirkan," ujar sumber tersebut.
Tim Kim Taeyeon berencana untuk lebih berhati-hati dalam mengelola dan melindungi artis mereka ke depannya.
Sebagai informasi tambahan, Kim Taeyeon, lahir pada tahun 2012, mulai belajar pansori (seni narasi musikal tradisional Korea) dan lagu-lagu rakyat sejak usia empat tahun. Ia meraih ketenaran sebagai seorang prodigi dalam musik tradisional Korea dan mendapatkan perhatian nasional setelah menduduki posisi keempat di acara realitas menyanyi populer TV Chosun, Miss Trot 2.
Kesimpulan: Integritas dan Kehati-hatian dalam Promosi
Insiden ini menjadi pengingat penting akan perlunya integritas dan kehati-hatian dalam setiap aktivitas promosi, terutama ketika melibatkan nama besar dan dampaknya pada individu, khususnya artis muda. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci untuk membangun kepercayaan publik dan mencegah kerugian emosional atau reputasi yang tidak perlu.