Kontroversi UNDER FIFTEEN: Tayang di Jepang dengan Nama Baru
Acara survival K-Pop yang sangat kontroversial, UNDER FIFTEEN, dilaporkan akan segera tayang. Program ini menjadi sorotan publik menyusul berbagai perdebatan sengit mengenai konsep dan pesertanya.
Latar Belakang: Perjalanan Kontroversial UNDER FIFTEEN
Program yang awalnya direncanakan untuk tayang di Korea Selatan ini, UNDER FIFTEEN, menghadapi banyak kritik sejak konsepnya diumumkan ke publik. Acara ini menerima kecaman keras dari warganet karena sejumlah isu, mulai dari usia trainee yang sangat muda (di bawah lima belas tahun) hingga kekhawatiran yang meningkat akan eksploitasi anak di bawah umur oleh produser TV. Kontroversi terkait isu seksualisasi anak juga menjadi pemicu utama penarikan diri MBN sebagai stasiun penyiaran awal.
Laporan dari TenAsia pada 8 Agustus KST menyebutkan bahwa acara tersebut kini telah bekerja sama dengan KBS setelah sebelumnya dilepas oleh MBN.
Transformasi dan Lokasi Baru: Star Is Born Hadir di Jepang
Meskipun kontroversi, program survival yang secara eksklusif menampilkan peserta di bawah usia lima belas tahun ini akan tetap disiarkan, namun tidak di Korea Selatan. Sebaliknya, acara ini akan tayang perdana di Jepang dengan nama baru, Star Is Born.
Star Is Born dijadwalkan akan tayang perdana pada 11 Agustus pukul 4:50 sore (waktu setempat) di KBS Japan. KBS Japan sendiri adalah anak perusahaan KBS yang menayangkan konten Korea secara lokal di Jepang. Jaringan tersebut baru-baru ini telah mempromosikan penayangan acara mendatang dengan meluncurkan trailer dan iklan di YouTube, menunjukkan komitmen mereka terhadap penayangan program ini.


Dampak dan Implikasi: Pergeseran Fokus Industri Hiburan Anak
Keputusan untuk memindahkan penayangan UNDER FIFTEEN ke Jepang dengan nama baru mencerminkan tekanan signifikan dari publik dan media terkait isu etika dalam produksi konten hiburan yang melibatkan anak-anak. Kontroversi seputar usia muda peserta dan potensi eksploitasi telah memicu diskusi yang lebih luas tentang perlunya perlindungan dan pengawasan yang ketat terhadap anak di industri hiburan.
Perpindahan lokasi dan perubahan nama ini mungkin merupakan upaya untuk memitigasi dampak negatif dari kontroversi sebelumnya, sekaligus tetap melanjutkan produksi program dengan target pasar yang berbeda. Ini menyoroti bagaimana persepsi publik dan sensitivitas terhadap isu-isu sosial dapat secara langsung memengaruhi arah dan strategi penyiaran sebuah program televisi.
Kesimpulan: Sebuah Langkah dalam Perdebatan yang Berlanjut
Penayangan Star Is Born di Jepang, setelah berbagai kontroversi yang melingkupi UNDER FIFTEEN di Korea, menandai sebuah babak baru bagi program ini. Meskipun berganti nama dan lokasi, inti perdebatan mengenai etika produksi acara yang melibatkan anak di bawah umur kemungkinan akan tetap menjadi sorotan. Perkembangan ini diharapkan dapat mendorong dialog lebih lanjut tentang keseimbangan antara hiburan dan perlindungan anak dalam industri yang terus berkembang ini.