Pada 10 Juli sekitar pukul 14.00 KST, Pengadilan Distrik Pusat Seoul telah menjatuhkan vonis signifikan dalam kasus penyerangan yang melibatkan mantan anggota NCT, Taeil, dan dua terdakwa lainnya. Putusan ini menyoroti komitmen penegakan hukum terhadap kejahatan serius.

Putusan Pengadilan: Vonis Tegas untuk Kejahatan Berat

Pengadilan Distrik Pusat Seoul, melalui divisi kriminal ke-26, menjatuhkan hukuman 3 tahun 6 bulan penjara kepada Taeil (31) serta dua terdakwa lainnya. Ketiga individu tersebut diadili atas kasus penyerangan yang diperparah.

Sebelumnya, dalam persidangan, Taeil dan dua kaki tangannya telah mengakui perbuatan mereka. Mereka terbukti memperkosa seorang korban wanita berkebangsaan Tiongkok saat korban berada di bawah pengaruh alkohol, insiden yang terjadi sekitar Juni tahun lalu.

Konsekuensi Hukum dan Dampak Jangka Panjang

Selain hukuman penjara, pengadilan juga memberlakukan serangkaian sanksi tambahan yang bertujuan untuk rehabilitasi dan perlindungan masyarakat. Hukuman ini menegaskan keseriusan kejahatan yang dilakukan.

• Edukasi Kekerasan Seksual: Para terdakwa diwajibkan untuk menyelesaikan 40 jam program edukasi yang berkaitan dengan kekerasan seksual.

• Pendaftaran Pelaku Seksual: Nama mereka akan didaftarkan sebagai pelaku kejahatan seksual di lingkungan tempat tinggal masing-masing.

• Larangan Profesional: Individu-individu ini juga dilarang untuk bekerja secara profesional dalam bidang karir yang terkait dengan anak-anak dan remaja.

Surat Perintah Penangkapan dan Kekhawatiran Penerbangan

Dalam putusan awal ini, Pengadilan Distrik Pusat Seoul juga mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Taeil dan kedua terdakwa lainnya. Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan.

Demikian pernyataan pengadilan, yang menunjukkan pertimbangan terhadap potensi risiko penerbangan mengingat beratnya hukuman yang dijatuhkan.

Kesimpulan: Penegakan Keadilan atas Pelanggaran Serius

Vonis terhadap mantan anggota NCT Taeil dan dua terdakwa lainnya menjadi pengingat penting akan konsekuensi hukum dari kejahatan seksual. Keputusan pengadilan ini menegaskan prinsip keadilan dan perlindungan korban, serta mengirimkan pesan tegas mengenai akuntabilitas atas tindakan pidana.