SeoulSource adalah sumber utama untuk update Kpop dan Kdrama dalam bahasa Indonesia. Ikuti berita idol, drama Korea, dan gosip terkini — semua terangkum di SeoulSource.

Hubungi Kami

SeoulSource
Online-based, Indonesia
(Kami tidak memiliki alamat fisik)

[email protected]
@kpopdankdramaid di X (Twitter)
Seoul Source di Facebook
@seoulsource_ di Instagram

Mengungkap Lorong Tersembunyi Seoul: Kisah Viral yang Mengejutkan

Times Square Mall di Yeongdeungpo-gu merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Seoul, yang strategis berlokasi tepat di sebelah Stasiun Yeongdeungpo. Hal ini menjadikan mal tersebut sebagai daya tarik populer bagi warga lokal maupun turis.

Namun, tepat di luar mal tersebut juga terdapat sebuah blok jalan yang paling dihindari di Seoul. Sebuah cuitan viral yang memperingatkan, “Jangan pernah melewati area ini,” telah mengungkap video YouTube yang merekam salah satu “Distrik Lampu Merah” terakhir yang masih bertahan di Seoul.

Pemandangan Times Square Mall, Yeongdeungpo-gu.

Latar Belakang: Kontras Tak Terduga di Jantung Seoul

Distrik lampu merah di Yeongdeungpo-gu ini menyajikan pemandangan yang kontras dan membingungkan di tengah gemerlapnya ibu kota Korea Selatan. Keberadaannya, yang hanya sepelemparan batu dari salah satu pusat perbelanjaan modern terbesar, telah mengejutkan banyak pihak, terutama setelah viral di media sosial.

Tampilan lorong di Distrik Lampu Merah Yeongdeungpo-gu.

Detail Utama: Wajah Tersembunyi Lorong Yeongsin-ro 24-gil

Video yang beredar menampilkan lorong kecil di Yeongsin-ro 24-gil, Yeongdeungpo-gu, Seoul, di mana para pekerja seks dapat terlihat duduk di dalam struktur mirip kotak kaca yang menyala merah. Di awal lorong, terdapat papan peringatan yang melarang anak di bawah umur masuk selama 24 jam sehari. Meskipun demikian, kedekatannya dengan stasiun kereta bawah tanah yang besar membuatnya mudah diakses oleh siapa saja yang tidak menyadari keberadaannya.

Suasana lorong yang sepi di siang hari.

Dampak Sosial: Gelombang Reaksi Publik dan Kebingungan Hukum

Saat cuitan dan video tersebut beredar luas secara daring, para netizen mengungkapkan keheranan mereka bahwa distrik lampu merah Yeongdeungpo-gu masih berdiri. Selain rasa jijik, beberapa juga menyatakan kebingungan mengenai bagaimana area tersebut bisa beroperasi padahal prostitusi adalah kegiatan ilegal di Korea Selatan.

“Tidak percaya ini masih ada. Saya benar-benar terkejut.”

“Saya tidak sengaja masuk ke sana di siang bolong sekali, dan itu menakutkan. Serius… begitu Anda melangkah masuk, seluruh suasana terasa tidak enak. Sangat menyeramkan.”

“Saya sedang menuju Stasiun Yeongdeungpo setelah kunjungan ke rumah sakit, salah belok ke gang ini dan hampir pingsan. Dan ini di pagi hari! Benar-benar menakutkan.”

Tangkapan layar reaksi netizen theqoo.

Kekhawatiran dan Persepsi Keamanan: Antara "Teduh" dan "Berbahaya"

Beberapa pengguna internet juga khawatir bahwa turis yang tidak familiar dengan area tersebut bisa saja diarahkan ke lorong itu oleh navigasi. Lorong tersebut dikatakan sering dilewati oleh warga lokal pada siang hari ketika tidak "beroperasi" sampai jam 8 malam atau lebih, namun tetap saja terasa "menyeramkan."

Satu komentar Reddit menyatakan bahwa area tersebut "teduh, tapi tidak benar-benar berbahaya." Namun, banyak warga Korea yang pernah ke area tersebut setuju bahwa, mengingat sifat kegiatan yang berlangsung di lorong itu, bahaya selalu mengintai.

  • "Apakah prostitusi benar-benar ilegal di Korea Selatan saat ini? LOL." Pertanyaan ini mencerminkan kebingungan publik atas berlanjutnya operasi distrik tersebut.

  • "Maksud saya… Apakah Anda benar-benar berpikir orang-orang yang pergi ke distrik lampu merah itu semuanya orang baik? Bahkan wanita biasa yang lewat pun bisa dengan mudah disalahpahami. Masalah seperti apa yang menurut Anda bisa ditimbulkan? LOL. Gunakan sedikit otak Anda." Komentar ini menyoroti potensi risiko dan stigma bagi pejalan kaki yang tidak bersalah.

Tangkapan layar diskusi tentang keamanan dan legalitas.

Tantangan Pembongkaran: Mengapa Distrik Ini Bertahan?

Sebelumnya, beredar rumor bahwa distrik ini akan dibongkar pada tahun 2025. Namun, kini sudah pertengahan tahun 2025, dan distrik tersebut masih berdiri tegak. Sebuah komentar di Reddit menjelaskan mengapa: "Ada pembicaraan tentang pembangunan ulang, tetapi rupanya kepala komite pembangunan ulang adalah seorang germo sekaligus pemilik gedung. Jadi jika ditutup, ia tetap untung. Polisi mengatakan mereka perlu menangkapnya saat beraksi, jadi mereka berpura-pura tidak tahu. Secara teknis, pemilik gedung seharusnya dihukum untuk bisnis ilegal, tetapi mereka hanya berkata, ‘Oh? Itu terjadi di gedung saya? Saya tidak tahu.’ Dan kemudian mereka lolos begitu saja. Karena sewanya masuk dengan baik, pemilik lahan tidak mengusir mereka. Semuanya kacau balau, dari yang saya ingat.”

Kesimpulan: Sebuah Fenomena yang Membingungkan

Keberadaan distrik lampu merah di Yeongdeungpo-gu, tepat di sebelah pusat perbelanjaan modern yang ramai, adalah sebuah anomali yang membingungkan. Ini mencerminkan kompleksitas masalah sosial, hukum, dan ekonomi yang sulit dipecahkan, di mana kepentingan tersembunyi dan celah hukum tampaknya memungkinkan praktik ilegal ini untuk terus bertahan. Meskipun ada diskusi publik dan desas-desus pembongkaran, masa depannya tetap tidak pasti, meninggalkan pertanyaan besar tentang bagaimana sebuah kota metropolitan modern seperti Seoul menangani kontradiksi yang ada di dalam lingkupnya.

Tags

Share With Others