Min Hee Jin Menang Parsial Gugatan Lawan Komentator Online
Mantan CEO ADOR, Min Hee Jin, yang dikenal sebagai "Ibu NewJeans", meraih kemenangan parsial dalam gugatan hukumnya terhadap beberapa komentator online. Gugatan ini terkait dengan hinaan yang dilontarkan padanya selama sengketa manajemen tingkat tinggi dengan HYBE tahun lalu.
Latar Belakang Kasus: Kemenangan Parsial Melawan Komentar Daring
Pada 26 Agustus, Pengadilan Distrik Barat Seoul memutuskan bahwa satu dari tiga terdakwa harus membayar Min 300.000 KRW (sekitar 215 USD) sebagai ganti rugi atas komentar daring yang merendahkan. Namun, gugatannya terhadap dua terdakwa lainnya, yang juga digugat atas pencemaran nama baik dan penghinaan, ditolak.
Min Hee Jin awalnya menuntut 3 juta KRW (sekitar 2.152 USD) dari setiap terdakwa, berargumen bahwa komentar daring yang berniat jahat tersebut menyebabkan tekanan mental yang signifikan padanya. Dia awalnya mengajukan gugatan terhadap 11 individu tetapi kemudian menarik sebagian besar, hanya melanjutkan dengan tiga kasus.
Gugatan ini bermula pada April 2024, ketika Min Hee Jin berselisih dengan HYBE mengenai hak manajemen ADOR dan mengadakan dua konferensi pers yang mendapat sorotan luas. Gaya bicaranya yang lugas dan nada emosionalnya memicu banjir kritik daring.
Detail Putusan: Batasan Antara Kritik dan Penghinaan
Di antara komentar-komentar yang ditinjau di pengadilan, hakim menolak komentar seperti "ada wanita seperti ini dalam hidup" dan "wanita jalang akan selalu menjadi wanita jalang", memutuskan bahwa itu tidak termasuk pencemaran nama baik yang melanggar hukum terhadap orang tertentu, mengingat konteksnya.
Namun, komentar yang melabelinya sebagai "preman bermulut kotor" dinilai sebagai "penghinaan dan pelecehan pribadi yang merendahkan" yang melampaui opini wajar, sehingga menghasilkan pemberian ganti rugi yang relatif kecil.
Ini bukan kali pertama Min Hee Jin mengambil tindakan terhadap komentator daring. Pada bulan Maret, ia memenangkan kompensasi kecil dalam kasus lain, dengan penghargaan mulai dari 50.000 KRW (sekitar 35.87 USD) hingga 100.000 KRW (sekitar 71.75 USD) untuk komentar yang menyebutnya "wanita gila" dan "wanita psikopat", sementara penghinaan lainnya ditolak.
Dampak: Menegaskan Batas Kebebasan Berekspresi di Ranah Digital
Kasus ini menggarisbawahi batas tipis antara kebebasan berekspresi dan tindakan penghinaan di ruang digital. Putusan pengadilan menunjukkan bahwa meskipun kritik publik bisa ditoleransi, serangan pribadi yang melampaui batas etika dapat berakibat hukum.
Ini juga menegaskan pentingnya bagi tokoh publik untuk memiliki jalur hukum dalam menanggapi pelecehan daring, sekaligus menjadi pengingat bagi pengguna internet akan konsekuensi dari komentar mereka.
Langkah Selanjutnya: Perubahan Kepemimpinan ADOR dan Implikasi
Min Hee Jin secara resmi diberhentikan sebagai CEO ADOR pada Agustus 2024. Awal bulan ini, ADOR menunjuk Lee Do Kyung sebagai CEO barunya.
Meskipun telah diberhentikan dari jabatannya, perjuangannya melawan komentar daring terus berlanjut, mencerminkan tekadnya untuk menjaga reputasi dan kesehatan mentalnya di tengah sorotan publik.
Kesimpulan: Kemenangan Simbolis dalam Perjuangan Daring
Kemenangan parsial Min Hee Jin, meskipun dengan ganti rugi yang kecil, merupakan sebuah kemenangan simbolis. Ini mengirimkan pesan jelas bahwa komentar daring yang bersifat menghina dan merendahkan dapat dikenai sanksi hukum, meskipun pengadilan akan selalu mempertimbangkan konteks dan batasan kebebasan berpendapat.