SeoulSource adalah sumber utama untuk update Kpop dan Kdrama dalam bahasa Indonesia. Ikuti berita idol, drama Korea, dan gosip terkini — semua terangkum di SeoulSource.

Hubungi Kami

SeoulSource
Online-based, Indonesia
(Kami tidak memiliki alamat fisik)

[email protected]
@kpopdankdramaid di X (Twitter)
Seoul Source di Facebook
@seoulsource_ di Instagram

Penggemar BLACKPINK, BLINK Dirujak Netizen di X Karena Singgung Tentang Feminisme Tanpa Tahu Definisi Sesungguhnya

Dunia maya, khususnya platform X (sebelumnya Twitter), kembali dihebohkan dengan perdebatan sengit yang melibatkan fandom KPop. Kali ini, fokusnya tertuju pada penggemar BLACKPINK, yang dikenal sebagai BLINK, setelah mereka melontarkan kritik pedas terhadap Tzuyu TWICE.

Kritik ini muncul menyusul pernyataan Tzuyu yang memuji peran BTS sebagai kontributor terbesar dalam ekspansi KPop di kancah global, sebuah wawancara yang ia lakukan bersama Forbes.

Latar Belakang Kontroversi: Pujian yang Disalahartikan

Pangkal mula permasalahan ini adalah viralnya kutipan dari wawancara Tzuyu TWICE dengan Forbes. Dalam kesempatan tersebut, Tzuyu secara gamblang dan penuh apresiasi menyebut BTS sebagai faktor kunci di balik kesuksesan KPop menembus pasar global.

Pernyataan yang sejatinya merupakan bentuk pengakuan terhadap dampak positif sesama grup ini, justru memicu reaksi tak terduga dari beberapa kalangan. Anehnya, respons paling vokal datang dari beberapa BLINK.

Mereka menuduh Tzuyu melakukan "kemunafikan" atau "bertentangan" dengan pesan yang baru saja diusung oleh TWICE. Pasalnya, TWICE baru saja melakukan comeback dengan lagu yang memiliki tema "woman support women" atau pemberdayaan wanita.

Para BLINK ini berargumen bahwa memuji grup pria seperti BTS setelah merilis lagu bertema feminisme adalah tindakan yang tidak konsisten. Narasi yang dibangun mengisyaratkan bahwa memuji pencapaian grup pria seolah-olah bertentangan dengan prinsip feminisme atau dukungan terhadap wanita. Beberapa unggahan bahkan secara terang-terangan menyindir Tzuyu, mempertanyakan mengapa ia harus mengreditkan pria untuk kesuksesan KPop padahal TWICE sendiri adalah grup wanita yang juga berprestasi.

Tzuyu TWICE dalam sebuah acara atau sedang diwawancarai.

Dampak Kontroversi: Klarifikasi Feminisme dan Serangan Pribadi

Namun, reaksi para BLINK ini dengan cepat menjadi bumerang. Berbagai netizen lain, termasuk penggemar dari grup KPop lainnya dan bahkan sebagian BLINK yang lebih moderat, segera berbalik mengecam mereka.

Argumen utama yang dilontarkan adalah bahwa para BLINK tersebut telah salah menafsirkan esensi feminisme itu sendiri. Banyak netizen menjelaskan bahwa feminisme, pada intinya, adalah tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita, bukan tentang merendahkan atau meniadakan kontribusi pria.

Mengakui pencapaian dan dampak positif yang diberikan oleh individu atau kelompok, terlepas dari jenis kelamin mereka, adalah bagian dari objektivitas dan keadilan, bukan antitesis dari feminisme.

Kritik terhadap Tzuyu yang muncul justru dianggap sebagai bentuk mentalitas "crab in a bucket," di mana satu individu atau kelompok berusaha menarik ke bawah individu atau kelompok lain yang sedang naik. Hal ini sangat disayangkan mengingat industri KPop seringkali menunjukkan solidaritas antar-idola.

Puncak kontroversi semakin memanas ketika beberapa BLINK bahkan tak segan-segan menjelekkan dan merendahkan gelar akademik Tzuyu. Diketahui, Tzuyu memiliki gelar Master Psikologi, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi. Namun, beberapa oknum BLINK mencoba menggunakan latar belakang akademiknya untuk menyerang kredibilitas pernyataannya, menunjukkan level argumen yang sangat dangkal dan tidak relevan.

Tindakan merendahkan gelar pendidikan seseorang, terutama dalam konteks perdebatan yang tidak berhubungan, menuai kecaman keras. Netizen secara luas melihat ini sebagai serangan pribadi yang tidak berdasar dan menunjukkan kurangnya argumen substantif dari pihak penyerang.

Ilustrasi perdebatan di media sosial X yang memanas.

Langkah Selanjutnya: Solidaritas dan Pelajaran Berharga

Pembelaan terhadap Tzuyu pun mengalir deras di platform X. Banyak pengguna menekankan bahwa pujian Tzuyu kepada BTS adalah bentuk pengakuan profesional dan fakta yang tak terbantahkan. BTS memang telah membuka banyak pintu bagi KPop di pasar global, memberikan dampak besar yang dirasakan oleh seluruh grup, termasuk TWICE dan BLACKPINK.

Netizen juga menunjukkan bahwa tidak ada salahnya bagi seorang wanita untuk memuji pencapaian seorang pria, terutama jika pencapaian tersebut secara objektif memang memberikan kontribusi besar. Feminisme mengajarkan untuk menghargai semua individu berdasarkan prestasi mereka, bukan jenis kelamin.

Insiden ini menjadi pengingat penting tentang bagaimana narasi tertentu di media sosial dapat dengan mudah disalahpahami dan dipelintir, terutama ketika melibatkan topik sensitif seperti feminisme.

Penting untuk memahami definisi dan tujuan sebenarnya dari suatu gerakan sebelum menggunakannya sebagai landasan untuk kritik. Perdebatan ini juga menyoroti bahaya toxic fandom, di mana loyalitas buta terhadap satu grup dapat mengaburkan penalaran logis dan memicu serangan tidak adil terhadap individu lain, bahkan jika individu tersebut adalah sesama idola yang sama-sama berjuang di industri yang sama.

Kesimpulan: Kemenangan Objektivitas dan Etika Media Sosial

Pada akhirnya, kontroversi ini berakhir dengan sebagian besar netizen berpihak pada Tzuyu, menganggap bahwa pernyataannya adalah bentuk pengakuan tulus yang tidak seharusnya dikaitkan dengan narasi feminisme yang salah kaprah. BLINK yang terlibat dalam serangan ini akhirnya menerima hujatan atau kecaman balik dari komunitas X yang lebih luas.

Kejadian ini berfungsi sebagai pelajaran berharga mengenai pentingnya pemahaman yang benar tentang isu-isu sosial dan etika dalam berinteraksi di media sosial. Terlebih lagi, ini menunjukkan bahwa solidaritas dan apresiasi antar-artis dalam industri KPop harus selalu diutamakan di atas persaingan fandom yang tidak sehat.

Bagaimana menurut kamu?

Tags

Share With Others