SeoulSource adalah sumber utama untuk update Kpop dan Kdrama dalam bahasa Indonesia. Ikuti berita idol, drama Korea, dan gosip terkini — semua terangkum di SeoulSource.

Hubungi Kami

SeoulSource
Online-based, Indonesia
(Kami tidak memiliki alamat fisik)

[email protected]
@kpopdankdramaid di X (Twitter)
Seoul Source di Facebook
@seoulsource_ di Instagram

Penonton Kecewa, Konser aespa Terlalu Banyak AR

Konser K-Pop telah menjadi fenomena global, menarik jutaan penggemar dengan produksi panggung yang spektakuler dan penampilan visual yang memukau. Namun, dengan harga tiket yang sering kali mencapai jutaan rupiah, ekspektasi penggemar terhadap kualitas pengalaman langsung pun turut melambung tinggi.

Sayangnya, tidak semua pengalaman konser berakhir dengan memuaskan. Baru-baru ini, seorang YouTuber membagikan pengalaman mengecewakan yang ia alami saat menghadiri konser Synk : aeXIS LINE di KSPO Dome, Seoul.

Pengalaman Konser yang Mengecewakan

YouTuber dengan kanal bernama NOLGGUYA tersebut mengungkapkan keluhannya terhadap penggunaan teknologi AR (augmented reality) atau vokal pra-rekaman yang dianggap terlalu berlebihan selama konser. Menurutnya, hal ini mengurangi esensi dari pertunjukan live.

YouTuber NOLGGUYA dalam video ulasan konser aespa

Ia merasa euforia yang didapat menjadi berkurang drastis, seolah-olah pengalaman menonton konser secara langsung tidak berbeda jauh dengan menonton video di platform YouTube dari rumah. Keluhan ini muncul mengingat harga tiket yang tidak murah, sehingga wajar jika penonton mengharapkan performa maksimal dan otentik dari idolanya.

Dampak: Perdebatan Kualitas dan Ekspektasi Penggemar

Pengalaman ini memicu diskusi penting mengenai ekspektasi penggemar terhadap konser K-Pop. YouTuber tersebut, yang pernah menyaksikan konser grup legendaris seperti 2NE1 dan WINNER, menyatakan bahwa sulit baginya untuk menoleransi penggunaan vokal pra-rekaman yang berlebihan, bahkan dengan alasan idol harus menari keras di atas panggung.

Penampilan aespa di atas panggung

"Pada akhirnya, konser ini lebih seperti pertunjukan visual daripada pengalaman musik yang benar-benar bisa dinikmati," akunya.

Ia juga menambahkan bahwa pengalaman tersebut terasa seperti "pemborosan uang." Padahal, ia tahu betul bahwa anggota seperti Winter dan Ningning memiliki kemampuan vokal yang sangat kuat. Namun, ia hanya sempat mendengarkan momen vokal live yang menonjol pada lagu solo Winter.

Para anggota aespa saat tampil

Langkah Selanjutnya: Menjaga Kredibilitas Hiburan Live

Keluhan semacam ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap reputasi grup dan industri secara keseluruhan, terutama di tengah persaingan ketat dan ekspektasi penggemar yang terus meningkat. Ketika seorang non-penggemar secara lugas menyatakan, "Berbicara sebagai non-fans, saya tidak yakin akan datang ke konser aespa lagi," ini menjadi sinyal penting bagi para promotor dan agensi.

Visual panggung konser K-Pop

Penting bagi industri untuk menyeimbangkan produksi visual yang memukau dengan mempertahankan esensi dari penampilan vokal live yang otentik, terutama mengingat harga tiket yang tinggi. Konser seharusnya menawarkan pengalaman yang tidak dapat direplikasi sepenuhnya di layar.

Penggemar di konser K-Pop

Kesimpulan: Esensi Pengalaman Konser yang Sesungguhnya

Kasus ini menyoroti perdebatan yang lebih luas tentang definisi 'konser live' di era modern yang didominasi teknologi. Dengan biaya tiket K-Pop yang tinggi, penggemar berhak mengharapkan pengalaman yang sepadan, yang menggabungkan visual menakjubkan dengan kejujuran performa vokal secara langsung.

Lampu sorot panggung konser

Pada akhirnya, menjaga kepercayaan dan kepuasan penggemar adalah kunci bagi keberlanjutan fenomena K-Pop. Momen live yang otentik adalah jantung dari setiap konser, dan kehilangan itu bisa berarti kehilangan nilai inti dari hiburan langsung.

Tags

Share With Others