SeoulSource adalah sumber utama untuk update Kpop dan Kdrama dalam bahasa Indonesia. Ikuti berita idol, drama Korea, dan gosip terkini — semua terangkum di SeoulSource.

Hubungi Kami

SeoulSource
Online-based, Indonesia
(Kami tidak memiliki alamat fisik)

[email protected]
@kpopdankdramaid di X (Twitter)
Seoul Source di Facebook
@seoulsource_ di Instagram

Pidato Chaewon LE SSERAFIM Tuai Kontroversi Akibat HYBE

LE SSERAFIM’s Chaewon menjadi pusat perhatian setelah menyampaikan pidato yang memicu perdebatan sengit di acara 2025 K-World Dream Awards pada 21 Agustus.

Dalam pidatonya, Chaewon tidak hanya mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada grupnya, tetapi juga menyampaikan pesan khusus kepada para reporter. Ia meminta agar mereka menulis lebih banyak artikel positif tidak hanya untuk LE SSERAFIM, tetapi untuk semua artis K-Pop.

Permintaan ini dianggap sebagai sindiran halus terhadap kritik dan komentar negatif yang sering menargetkan idola dalam pemberitaan.

Chaewon LE SSERAFIM di acara penghargaan K-World Dream Awards

Pesan Chaewon secara spesifik berbunyi:

"Untuk semua reporter yang bekerja keras, terima kasih telah menunjukkan begitu banyak cinta untuk LE SSERAFIM. Di masa depan, tolong tulis banyak artikel bagus untuk semua artis K-Pop. Terima kasih."

Dampak dan Kontroversi yang Memicu

Meskipun niat Chaewon mungkin untuk menyebarkan pesan positif, pidato tersebut justru memicu gelombang kritik dari warganet. Banyak yang menuduhnya munafik.

Kritik ini muncul mengingat ia bernaung di bawah agensi HYBE. Pendirinya, Bang Si Hyuk, sering dituduh terlibat dalam media play dan penyebaran artikel yang mencemarkan nama baik idola lain.

Reaksi warganet terhadap pidato Chaewon LE SSERAFIM

Komentar pedas bermunculan di media sosial, menyoroti kontradiksi yang dirasakan antara pesan Chaewon dan dugaan praktik agensinya.

"Panggilan itu datang dari dalam rumah, sayang. Beri tahu ayahmu untuk berhenti menghabiskan jutaan untuk media play melawan grup lain."

"Sayang, simpan pidato itu untuk papa babi-mu. Dia yang sibuk menyewa jurnalis."

"Mengatakan ini sambil makan malam enak dengan Bang PD sungguh gila😭 Tidak pernah mengalahkan tuduhan munafik."

Pembelaan dari Penggemar

Di sisi lain, tidak sedikit warganet yang membela Chaewon. Mereka berpendapat bahwa sang idola memiliki hak untuk menyuarakan pemikirannya.

Penggemar menyoroti bahwa Chaewon menjadi sasaran kebencian hanya karena afiliasinya dengan HYBE, terlepas dari niat tulusnya untuk membela semua idola.

Selain itu, beberapa penggemar juga mengingatkan bahwa Chaewon, dan grupnya, sering menjadi korban pemberitaan negatif. Oleh karena itu, pesannya dianggap sebagai upaya yang sah untuk mendorong lingkungan media yang lebih positif.

"Dia menyebarkan cinta tetapi kalian mengubah segalanya menjadi celaan hanya karena dia dari HYBE."

"Hanya anggota LSFM yang akan mendapat kebencian karena mengatakan ini. Puncak kecemburuan yang saya lihat di tanggapan sungguh menyedihkan."

"Putarbalikkan narasi sesuka kalian, tapi grupnya terus-menerus menjadi korban media sejak pra-debut. Tentu saja dia berhak mengatakan ini."

Langkah Selanjutnya: Diskusi Industri yang Berkelanjutan

Perdebatan seputar pidato Chaewon ini membuka diskusi lebih luas tentang tanggung jawab agensi dan kebebasan berekspresi para idola di industri K-Pop.

Konflik antara keinginan idola untuk menciptakan lingkungan yang suportif dan dugaan praktik agensi mereka menciptakan dilema yang kompleks. Ke depannya, insiden ini mungkin akan memicu sorotan lebih tajam terhadap bagaimana agensi mengelola citra publik dan interaksi media.

Pertanyaan tentang sejauh mana idola dapat atau harus bertanggung jawab atas tindakan agensi mereka akan terus menjadi topik hangat dalam komunitas K-Pop.

Kesimpulan

Pidato Chaewon di K-World Dream Awards menjadi contoh nyata betapa rumitnya lanskap media dan hubungan masyarakat dalam industri K-Pop.

Pesan yang awalnya dimaksudkan untuk kebaikan bersama justru memicu perpecahan, menyoroti ketegangan antara niat individu dan persepsi publik yang dibentuk oleh asosiasi agensi.

Kasus ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi idola dalam menyuarakan pendapat mereka, terutama ketika agensi mereka sendiri menjadi subjek kontroversi. Ini juga mendorong refleksi tentang etika media dan dukungan tulus dalam ekosistem K-Pop.

Tags

Share With Others