Sabrina Carpenter: Kontroversi Sampul Album Picu Kritik K-Netz
Kontroversi Sampul Album Sabrina Carpenter: Feminisme dan Misogini
Seorang bintang pop wanita populer telah memicu diskusi panas di forum daring Korea seputar isu feminisme dan misogini. Diskusi ini berpusat pada karya terbaru sang artis, yang dianggap kontroversial oleh banyak pihak.
Pengumuman Album dan Pemicu Kontroversi
Artis yang dimaksud adalah penyanyi asal Amerika, Sabrina Carpenter. Ia mengumumkan tanggal rilis album terbarunya, Man’s Best Friend, melalui media sosialnya pada 11 Juni. Pengumuman tersebut juga menyertakan sampul album yang menampilkan Sabrina berlutut di hadapan sosok pria yang menarik kepalanya dengan kepalan tangan yang menjambak rambutnya.

Komentar Sabrina pada pengumuman tersebut berbunyi: "Album baruku, 'Man’s Best Friend' 🐾 akan rilis pada 29 Agustus 2025. Aku tidak sabar untuk menjadikannya milikmu x. Pra-pesan sekarang: https://t.co/E7QJWhYV2D." (Dikutip dari tweetnya).
Poster tersebut segera memicu kontroversi besar. Banyak yang merasa bahwa gambar itu mengingatkan pada iklan-iklan misoginis tahun 1950-an yang menggunakan citra kekerasan dalam rumah tangga sebagai sarana promosi produk. Meskipun banyak penggemar membela bintang pop tersebut, berpendapat bahwa itu adalah interpretasi satiris, kritik terus berlanjut.
Reaksi Netizen Korea
Netizen Korea juga turut serta dalam diskusi, mengungkapkan kekecewaan dan rasa jijik mereka terhadap citra tersebut. Berbagai komentar membanjiri forum-forum daring seperti TheQoo.

Dari TheQoo:
“Apa yang dia lakukan? Apakah uang saja yang penting? Dia pasti sudah gila.”
“Itu benar-benar seperti p*rnografi.”
“Mengingat bahwa basis penggemar utama Sabrina sebagian besar adalah wanita, rasanya suram, seolah-olah wanita itu sendiri yang menjatuhkan hak-hak wanita. Ini benar-benar menunjukkan betapa munafiknya negara seperti AS, lol. Ini berbahaya, serius.”

Dari TheQoo:
“Brengsek.”
“Reaksi di Reddit bagus sekali.”
“Ini bahkan lebih berbahaya daripada gadis pin-up dari puluhan tahun yang lalu.”
“Ada begitu banyak penyanyi pop wanita dengan konsep ‘pick-me girl’. Kalian tahu itu, tapi kalian masih mendengarkan lagu-lagu mereka.”
Penutup
Kontroversi sampul album Man’s Best Friend oleh Sabrina Carpenter menyoroti perdebatan yang lebih luas tentang representasi wanita dalam media dan seni, serta batas antara satir dan promosi konten yang berpotensi merugikan. Reaksi dari berbagai pihak, khususnya netizen Korea, menunjukkan betapa sensitifnya isu-isu terkait feminisme dan citra tubuh di era digital ini.