Meskipun biksu sering dikaitkan dengan agama Buddha, mereka sebenarnya ada dalam banyak agama yang berbeda dan memiliki peran yang tumpang tindih dalam pelayanan mereka. Salah satu gagasan paling umum yang terkait dengan biksu adalah sumpah mereka, yang dapat bervariasi tergantung pada agamanya.

Namun, satu sumpah yang secara konsisten muncul di hampir semua agama adalah sumpah selibat, yaitu berjanji untuk menahan diri dari hubungan intim, termasuk seks.

Terbongkarnya Skandal Besar di Kalangan Biksu

Baru-baru ini, sejumlah biksu di Thailand terungkap diduga melanggar sumpah mereka dan terlibat dalam aktivitas seksual dengan seorang wanita yang sama. Skandal ini pertama kali terkuak ketika Phra Thammachiranuwat, kepala biara Wat Rai Khing di provinsi Nakhon Pathom, terlibat dalam kasus pemerasan. Insiden ini menyebabkan ia dicopot jubahnya dan polisi meluncurkan penyelidikan atas aktivitas keuangan yang mencurigakan.

Penyelidikan awal ini kemudian mengarah pada biksu lain, yang akhirnya melarikan diri ke provinsi lain untuk mencopot jubahnya sendiri dan menghindari konsekuensi dari dugaan hubungannya dengan seorang wanita yang dikenal sebagai Ms. Golf.

Jaringan Hubungan Terlarang dan Bukti Mengejutkan

Menurut laporan polisi, Ms. Golf terlibat dalam hubungan romantis dengan antara 12 hingga 13 biksu senior. Para penyelidik menemukan berbagai bukti kuat, termasuk catatan obrolan, transfer bank, foto, dan lebih dari 15.000 gambar, baik diam maupun bergerak, yang menggambarkan dugaan hubungannya dengan para biksu. Beberapa gambar bahkan menunjukkan para biksu mengenakan jubah mereka saat melakukan tindakan seksual dengannya.

Ms. Golf mengklaim bahwa hubungan tersebut saling menguntungkan dan setiap transaksi keuangan adalah hadiah. Namun, pihak berwenang membantah klaim ini, menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki transfer keuangan dari 19 biksu dari 18 kuil yang berbeda, dan bahwa Ms. Golf menggunakan uang tersebut untuk berjudi online.

Konsekuensi Berat: Pencopotan Jubah dan Proses Hukum

Biksu yang melakukan pelanggaran Parajika, yang mencakup pelanggaran paling berat seperti hubungan seksual, akan menghadapi pencopotan jubah wajib. Sejauh ini, setidaknya delapan biksu telah dicopot jubahnya karena skandal ini, baik secara sukarela maupun karena pelanggaran kode etik.

Langkah Selanjutnya: Investigasi Berlanjut dan Amendemen Hukum

Penyelidikan kasus ini masih terus berlanjut. Selain itu, sebuah amendemen untuk mengkriminalisasi aktivitas seksual bagi biksu saat ini sedang dipertimbangkan, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani pelanggaran semacam ini.

Kesimpulan: Integritas Ajaran di Ambang Ujian

Skandal ini tidak hanya mengguncang komunitas monastik tetapi juga memunculkan pertanyaan serius tentang integritas dan kepatuhan terhadap sumpah keagamaan. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga etika dan moralitas dalam setiap peran, terutama bagi mereka yang memegang panutan spiritual.