Somi Dikecam karena Unggahan Celana Melorot yang Menandai Tarzzan
Unggahan terbaru Somi yang menampilkan celananya melorot di Instagram story telah memicu gelombang kritik dan perdebatan sengit di kalangan netizen. Postingan ini menyoroti gaya busana yang diasosiasikan dengan Tarzzan dari ALLDAY PROJECT, namun memicu diskusi lebih dalam mengenai akar budaya dan etika dalam tren mode.
Awal Mula Kontroversi: Unggahan Instagram Somi
Kontroversi bermula ketika Somi membagikan sebuah foto di Instagram story-nya. Dalam foto tersebut, ia terlihat mengenakan celana yang melorot rendah, ‘memperlihatkan’ celana dalamnya. Somi menandai akun Tarzzan dari ALLDAY PROJECT dalam unggahan tersebut, disertai dengan keterangan, “Begini caranya kan?”

Tindakan Somi menandai Tarzzan bukanlah tanpa alasan. Idol pria tersebut memang dikenal dengan gaya busananya yang sering kali menampilkan celana melorot rendah di pinggulnya, memperlihatkan sebagian besar celana dalamnya. Gaya ini telah menjadi ciri khasnya, namun ketika diposting oleh Somi, hal itu memicu reaksi tak terduga.

Gelombang Kritikan: Isu Pengabaian Akar Budaya
Unggahan Somi segera menarik perhatian netizen dan memicu kritik luas. Banyak yang berpendapat bahwa Somi, dan secara tidak langsung Tarzzan, mengabaikan asal-usul tren celana melorot yang sebenarnya berasal dari budaya Black American. Para pengkritik merasa bahwa dengan ‘memberi kredit’ kepada Tarzzan, Somi secara tidak tepat mengalihkan pengakuan atas akar budaya tren tersebut.
“Bro mempengaruhi idola lain. Selesai sudah.”
“Somi, aku mencoba membelamu gadis, tapi kau membuatnya terlalu sulit, kau berjuang sendiri mama.”
“Dia perlu menghapus media sosial.”
“Dan inilah mengapa aku tidak peduli dengan siapa pun yang mendukungnya. Pria ini secara harfiah mencuri dari orang kulit hitam dan mendapatkan pujian untuk 'tren' ini dan kalian tidak melihat masalahnya…”
Kritik juga mencuat mengenai etika selebriti dalam mengadopsi dan mempopulerkan tren tanpa mengakui sejarah dan konteks budayanya, yang dianggap sebagai bentuk apropriasi budaya.
Sudut Pandang Berbeda: Pembelaan dan Sindiran
Di sisi lain, tidak sedikit pula netizen yang membela Somi. Mereka berargumen bahwa unggahan tersebut tidak dimaksudkan sebagai pengakuan atau promosi tren, melainkan sebagai bentuk ejekan atau “sindiran” terhadap Tarzzan. Menurut mereka, Somi hanya mencoba untuk mengolok-olok gaya Tarzzan yang ekstrem.
“Somi lokwey menyindir Tarzzan dan mengolok-oloknya dan kalian menggunakan ini untuk memulai 'hate train' lagi padanya. Dia menyindir tapi kalian terlalu lambat.”
“Somi mengolok-olok Tarzzan di IG story-nya, aku tidak bisaaaa.”
Perbedaan interpretasi ini menunjukkan betapa sebuah unggahan di media sosial dapat memiliki makna yang sangat beragam tergantung pada perspektif dan pemahaman masing-masing individu.
Kesimpulan: Polemik di Tengah Sorotan Publik
Pada akhirnya, unggahan Somi ini telah memicu perdebatan yang memecah belah. Ini tidak hanya menyoroti penggunaan media sosial oleh selebriti dan dampaknya terhadap persepsi publik, tetapi juga membuka kembali diskusi penting mengenai apropriasi budaya dan pengakuan asal-usul tren. Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya kesadaran budaya, terutama bagi figur publik yang tindakannya dapat dengan cepat menjadi pusat perhatian global.