Soyou Jual 1 Album Sehari, Tapi Tetap Semangat
Grup idola generasi kedua SISTAR, yang debut pada tahun 2010 dengan lagu “Push Push”, berhasil meraih popularitas yang meroket di setiap comeback mereka. Dengan anggota Soyou, Bora, Hyolyn, dan Dasom, grup ini menjadi sangat sukses hingga memenangkan berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Daesang (hadiah utama) yang diraih Soyou untuk lagu “Some”.
Kiprah Solo dan Penjualan Album yang Mengejutkan
Sayangnya, di puncak popularitas mereka, SISTAR memutuskan untuk bubar pada tahun 2017. Bertahun-tahun kemudian, para anggotanya kini fokus pada karier solo masing-masing. Baru-baru ini, Soyou mengejutkan publik dan netizen dengan penjualan album solonya yang sangat rendah.
Album terbarunya, “Summer Recipe”, tercatat hanya terjual kurang dari tujuh ratus kopi di minggu pertama perilisannya. Lebih mengejutkan lagi, Soyou hanya berhasil menjual satu album pada hari kelima sejak dirilis. Angka penjualan yang anjlok ini dengan cepat menjadi topik hangat, memaksa sang penyanyi untuk angkat bicara mengenai situasi tersebut.
Respon Soyou dan Perubahan Industri Musik
Dalam sebuah wawancara bersama Eric Nam di “Daebak Show”, Soyou secara jujur mengakui bahwa ia merasa sedikit kecewa dengan penjualan albumnya yang rendah.
"Jujur, yang sedikit mengecewakan adalah bahwa 'Aloha'… Saya sebenarnya tidak terlalu memperhatikan tangga lagu musik, tetapi saya memiliki harapan. Tapi hasilnya tidak sebaik yang saya kira."
Alih-alih menyikapinya secara pribadi, Soyou memilih untuk merenungkan seberapa besar perubahan yang terjadi di industri musik. Ia kemudian mencoba mencairkan suasana dengan bertanya-tanya apakah dirinya “terlalu tua” untuk bersaing dengan para artis yang lebih muda dan baru.
"Jadi, saya merasa tangga lagu musik telah banyak berubah. Sepertinya industri musik sangat sulit dinavigasi. Saya punya beberapa kekhawatiran tentang itu.
Akhir-akhir ini junior kita sangat muda. Saya bertanya-tanya, 'Apakah saya terlalu tua sekarang?'"
Menghadapi Tantangan dengan Positif dan Adaptasi
Meskipun demikian, Soyou tetap menunjukkan sikap positif. Ia menyatakan, "Itulah mengapa saya mencoba menemukan apa yang bisa saya lakukan terbaik dan apa yang paling disukai orang dalam hal musik." Sikap ini menunjukkan ketahanannya dalam menghadapi realitas industri yang berubah.
Untungnya, Soyou tampaknya tidak terlalu terpengaruh oleh hasil yang kurang memuaskan dibandingkan masa kejayaannya bersama SISTAR. Ia terus merilis single, bahkan jika lagu-lagu tersebut tidak berhasil menempati posisi di tangga lagu Korea. Lagu terbarunya, “PDA”, dirilis pada bulan Juli lalu.
Dengan fakta bahwa idola K-Pop tertua saat ini berusia 56 tahun, Soyou yang berusia tiga puluh dua tahun sebenarnya tidak perlu khawatir akan “terlalu tua”. Namun, karena industri musik terus berubah, setiap artis dituntut untuk terus berinovasi dan beradaptasi agar tetap relevan di mata penggemar dan pasar.
Kesimpulan: Ketahanan dan Evolusi Seorang Seniman
Kisah Soyou menyoroti tantangan yang dihadapi oleh banyak artis dalam industri K-Pop yang sangat dinamis. Meskipun menghadapi kenyataan penjualan album yang rendah dan perubahan selera pasar, Soyou menunjukkan semangat yang patut dicontoh. Fokusnya pada penemuan kembali diri dan adaptasi terhadap tren baru adalah kunci untuk kelangsungan karier jangka panjang di dunia hiburan yang kompetitif ini. Usia hanyalah angka, tetapi kemampuan untuk terus berkembang dan terhubung dengan audiens adalah hal yang paling penting.