Staf Fansign NCT Dream Viral, Fans Geram Atas Perlakuan Buruk
Sebuah video yang beredar viral di media sosial telah memicu kemarahan para penggemar K-Pop menyusul dugaan perlakuan tidak pantas terhadap penggemar dalam acara fansign NCT Dream. Insiden ini terjadi pada acara fansign “Shopee Thailand” NCT Dream yang diselenggarakan pada 15 Agustus 2025.

Latar Belakang: Perlakuan Kasar di Acara Fansign
Dalam video yang menjadi viral, terlihat jelas staf acara menempatkan tangan mereka pada tubuh penggemar dan memaksa mereka untuk bergerak menyusuri antrean. Parahnya, pada satu momen, seorang penggemar bahkan didorong menjauh sebelum sempat berinteraksi dengan salah satu anggota NCT Dream. Video tersebut, yang diunggah dengan keterangan singkat di media sosial, dengan cepat menyebar dan menarik perhatian luas, memicu kemarahan di kalangan penggemar.
Dampak dan Kemarahan Penggemar
Insiden ini segera memicu respons panas dari komunitas penggemar K-Pop. Mengingat ini bukan kali pertama insiden "perlakuan tidak pantas" terjadi pada acara idola di bawah naungan SM Entertainment, para penggemar menuntut perbaikan signifikan dari pihak manajemen agensi. Kemarahan fans semakin memuncak karena mereka merasa diabaikan dan tidak dihargai, meskipun telah mengeluarkan banyak biaya untuk menghadiri acara semacam ini.
"Saya juga pernah mengalami hal ini. Sungguh, ada saatnya saya bahkan tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada anggota terakhir. Tidak peduli seberapa banyak Anda mengeluh, tidak ada yang berubah. Jangan salahkan penggemar yang menderita, salahkan perusahaan karena melakukan hal-hal konyol seperti itu. Berhentilah memperlakukan orang seolah-olah mereka tidak berarti."
Kritik juga menyoroti ironi pengeluaran besar yang dikeluarkan penggemar. Banyak yang membandingkan perlakuan ini dengan pengalaman berbelanja di department store, di mana dengan jumlah uang yang sama, pelanggan akan diperlakukan bak bangsawan.
"Jujur, di mana lagi Anda menghabiskan uang dan diperlakukan seperti itu selain di fandom K-Pop? Jika Anda menghabiskan sebanyak biaya fansign di department store, Anda akan diperlakukan seperti bangsawan."
Beberapa penggemar secara spesifik menunjuk staf tertentu yang dianggap bermasalah, menyoroti inkonsistensi perlakuan staf terhadap penggemar versus idola dan kurangnya empati dalam pengaturan acara.
"Bahkan setelah digugat, mereka hanya membayar denda dan kembali melakukan hal yang sama, jadi apa yang harus dilakukan penggemar? Manajer bertopi merah muda itu… Ketika penggemar menunggu di acara offline, mereka mengambil foto… Staf wanita selalu di bandara mengangkut bagasi super berat, sementara manajer itu hanya berkumpul dengan para anggota dan kemudian muncul mendorong orang-orang. Bahkan anggota terakhir — pada 'pertemuan' 1 detik, penggemar bahkan tidak bisa meminta mereka untuk berhenti sejenak atau mendekat. Si topi merah muda itu masalah sebenarnya."

Tuntutan dan Harapan Masa Depan
Seruan untuk perubahan terus bergema, dengan banyak penggemar menyatakan kekecewaan terhadap SM Entertainment yang dianggap "tidak pernah berubah". Ada juga desakan agar para idola, yang telah berkarier selama bertahun-tahun, turut serta menyuarakan kepedulian terhadap perlakuan yang diterima penggemar mereka. Mereka berargumen bahwa sekadar ucapan "kami mencintaimu" tidaklah cukup jika tindakan tidak sesuai dengan perlakuan yang diberikan kepada penggemar.
"Jika mereka sudah aktif sekitar 10 tahun, para idola itu sendiri setidaknya harus memberikan saran dalam kasus seperti ini. Selalu manajer/staf yang membuat kesalahan dan artis yang disalahkan. Tidak heran tidak ada yang berubah. Mereka tidak baru debut 1-2 tahun yang lalu — pikirkan penggemar Anda. Apa gunanya hanya mengatakan 'kami mencintaimu' jika tindakan tidak sesuai?"
Kesimpulan: Perlunya Perubahan Paradigma
Insiden di acara fansign NCT Dream ini kembali menyoroti masalah yang lebih besar dalam industri K-Pop mengenai perlakuan terhadap penggemar. Meskipun penggemar adalah tulang punggung keberhasilan grup, mereka seringkali menghadapi pengalaman yang tidak menyenangkan dalam interaksi langsung. Desakan untuk adanya perubahan fundamental dalam kebijakan dan praktik agensi semakin kuat, menekankan pentingnya menghargai setiap penggemar, bukan hanya sebagai sumber pendapatan, tetapi sebagai individu yang layak mendapatkan perlakuan hormat dan manusiawi.