Suami Tinggalkan Istri Sekarat Demi Tenis, Picu Amarah Publik
Kisah nyata yang mengerikan tentang seorang wanita yang ditinggalkan suaminya dalam kondisi mengancam jiwa telah mengguncang publik Korea.
Pada tanggal 1 Juli, acara dokumenter JTBC, Amudo Mollatdeon, Behind (secara harfiah berarti Tidak Ada yang Tahu, Di Balik), mengungkap kisah mengejutkan ini kepada pemirsanya.

Latar Belakang: Sebuah Tragedi Tak Terbayangkan
Insiden ini terjadi pada Mei 2023, melibatkan seorang pria berusia 60-an yang tiba-tiba menemukan istrinya di kamar mandi dalam keadaan tak sadarkan diri. Sang istri muntah darah dan kehilangan kesadaran.
Alih-alih mengambil tindakan darurat, pria itu memilih untuk mengambil foto istrinya dan mengirimkannya kepada putri mereka. Setelah itu, ia justru pergi bermain tenis tanpa memeriksa kondisi istrinya lebih lanjut.

Dampak yang Menyakitkan: Dua Tahun dalam Koma
Korban ditemukan tak sadarkan diri oleh putrinya. Sejak kejadian itu, wanita berusia lima puluhan ini telah terbaring di tempat tidur, tak sadarkan diri selama dua tahun. Sang putri terpaksa melepaskan pekerjaannya untuk menjadi pengasuh purnawaktu bagi ibunya.

Investigasi dan Kebenaran yang Tersembunyi
Kru produksi acara tersebut berusaha mencari tahu secara pasti apa yang terjadi hari itu dengan bantuan sang putri, yang menelusuri kembali langkah-langkahnya dari dua tahun lalu. Selama proses ini, sang putri juga menemukan beberapa kebenaran memilukan tentang kehidupan sehari-hari ibunya yang selama ini dirahasiakan.
Akhirnya, sang putri juga berhadapan langsung dengan ayahnya. Ketika sang ayah menjelaskan tindakan mengejutkannya pada hari itu, narator acara, Lee Sang Yeob dan Anna Kyung, dilaporkan berlinang air mata selama perekaman.

Fakta Mengejutkan dari Masa Lalu Sang Suami
Episode ini telah membuat banyak netizen terperangah, yang baru pertama kali mendengar tentang insiden tidak masuk akal ini. Namun, beberapa di antaranya mampu mengingatnya dari beberapa tahun lalu ketika media arus utama telah banyak melaporkannya.
Saat itu, sang suami telah dikirim ke kejaksaan atas tuduhan penelantaran. Selama penyelidikan, ia mengatakan kepada polisi bahwa ia meninggalkan istrinya sendirian karena ia tidak ingin terlibat dalam situasi tersebut, mengingat ia pernah dilaporkan atas kekerasan dalam rumah tangga sebelumnya.
"Ia meninggalkan istrinya sendirian karena tidak ingin terlibat dalam situasi tersebut, mengingat ia pernah dilaporkan atas kekerasan dalam rumah tangga sebelumnya."
Sang suami telah didakwa secara pidana atas kekerasan dalam rumah tangga sebanyak tiga kali sebelum insiden ini. Namun, dalam insiden yang menjadi fokus ini, tidak ditemukan bukti penyerangan dalam pemeriksaan medis cedera sang istri.

Kesimpulan: Sebuah Refleksi Kemanusiaan
Kisah ini menjadi pengingat yang mengerikan tentang kerapuhan hubungan dan batas-batas kemanusiaan. Penelantaran dalam kondisi kritis, ditambah dengan sejarah kekerasan, telah meninggalkan luka mendalam tidak hanya bagi keluarga yang terdampak tetapi juga bagi masyarakat yang menyaksikannya.