Sutradara Squid Game Ungkap Akhir yang Hampir Berbeda
Serial K-Drama populer, "Squid Game", telah memicu beragam reaksi dari para penontonnya terkait akhir cerita yang tidak terduga di musim ketiganya. Sutradara Hwang Dong Hyuk baru-baru ini mengungkap dalam sebuah wawancara bahwa naskah final awalnya ditulis dengan skenario yang berbeda secara signifikan.
Visi Awal dan Perubahan Drastis
Dalam wawancaranya dengan Joongang Ilbo, Hwang Dong Hyuk menjelaskan bahwa akhir "asli" dari serial hit Netflix ini adalah sebuah "akhir bahagia yang samar".

"Awalnya, saya membayangkan akhir yang bahagia yang samar di mana Seong Gi Hun bertemu Hwang Jun Ho (diperankan oleh Wi Ha Jun), mengakhiri permainan, dan pergi mencari putrinya di AS."
Namun, visi tersebut berubah drastis. Sang sutradara mengaku bahwa perubahan itu terjadi setelah ia mengamati "segala sesuatu yang salah di dunia", seperti pernikahan mewah Jeff Bezos, dan merasa bahwa acara tersebut perlu mencerminkan realitas tersebut.

"Namun seiring saya terus menulis, saya pribadi mulai merasa bahwa bertahan hidup di dunia ini semakin sulit. Ketidaksetaraan semakin dalam, ancaman perang meningkat, krisis iklim sudah di depan mata, namun tidak ada yang bertanggung jawab. Di dunia di mana nasionalisme semakin intensif ini, bagaimana generasi mendatang akan hidup? Saya mendengar bahwa Jeff Bezos menghabiskan lebih dari ₩70,0 miliar KRW (sekitar $51,7 juta USD) untuk pernikahannya, dan itu membuat saya berpikir—kekayaan terkonsentrasi di tangan segelintir orang. Saya merasa bahwa sekarang adalah waktunya bagi generasi tua untuk sedikit melepaskan pertumbuhan, perkembangan, dan keinginan mereka, serta mulai berkorban dan bertindak untuk generasi mendatang. Itulah mengapa saya memutuskan untuk menyertakan seorang anak dalam cerita."
Dampak Wawancara dan Reaksi Publik
Meskipun wawancara tersebut sedikit banyak menjelaskan akhir yang kontroversial dan tidak disukai banyak penonton, pengungkapan ini juga memicu reaksi balik terhadap sutradara. Banyak yang mengkritiknya karena "menjelaskan apa yang ia maksudkan dan seharusnya ditunjukkan dalam karyanya melalui wawancara yang cerewet".
-
Kritik Umum: "Sutradara ini selalu akhirnya menjelaskan apa yang ia maksudkan dan seharusnya ditunjukkan dalam karyanya melalui wawancara yang cerewet… Sepertinya, siapa pun bisa bicara."
-
Tuduhan Inkonsistensi: "Setiap kali dikritik, dia tiba-tiba mengklaim ada akhir alternatif."
-
Sarkasme: "Ini adalah pertama kalinya wawancara lebih menarik daripada acara aslinya."

-
Preferensi Penonton: "Akhir saat ini tidak terlalu buruk, tetapi sebagai seseorang yang menyukai cerita patriotik, saya pikir akhir aslinya akan lebih sukses. Penonton asing sangat benci ketika karakter utama meninggal."
-
Saran Konstruktif: "Mungkin dia harusnya melakukan riset sebelum menulis naskah."
-
Pertanyaan Pesan: "Mungkin dia harusnya punya anak sendiri dan 'mewariskan masa depan.' Pesannya sama sekali tidak tersampaikan."
-
Sanggahan Terhadap Tema: "Bukankah sistem Squid Game diciptakan oleh generasi tua? Apa sebenarnya yang mereka wariskan ke generasi berikutnya?"
-
Kritik Karakter: "Dia adalah sutradara yang kurang memahami sifat manusia."
-
Pendapat Beragam: "Maksud saya… saya sebenarnya mengharapkan akhir aslinya, tapi saya pikir yang sekarang lebih baik."

Refleksi dan Harapan Masa Depan
Perdebatan seputar akhir "Squid Game" dan penjelasan sutradara Hwang Dong Hyuk menyoroti ketegangan antara visi artistik dan ekspektasi audiens. Ini juga menunjukkan bagaimana seni—terutama yang populer—selalu menjadi cermin dari isu-isu sosial dan ekonomi yang lebih luas. Sementara beberapa penonton merasa pesannya kurang tersampaikan atau disampaikan secara keliru, yang lain mungkin menghargai keberanian sutradara untuk menantang ekspektasi dan menyematkan kritik sosial yang mendalam.
Kesimpulan
Akhir "Squid Game", dengan segala kontroversi dan penjelasannya, tetap menjadi studi kasus menarik tentang bagaimana sebuah karya fiksi dapat memicu diskusi nyata tentang ketidaksetaraan, tanggung jawab generasi, dan masa depan kemanusiaan. Perubahan dari "akhir bahagia" menjadi narasi yang lebih gelap bukan hanya keputusan artistik, melainkan refleksi dari keprihatinan mendalam sang sutradara terhadap kondisi dunia saat ini. Ini membuktikan bahwa di balik setiap adegan, ada pesan yang jauh lebih besar dari sekadar hiburan.