SeoulSource adalah sumber utama untuk update Kpop dan Kdrama dalam bahasa Indonesia. Ikuti berita idol, drama Korea, dan gosip terkini — semua terangkum di SeoulSource.

Hubungi Kami

SeoulSource
Online-based, Indonesia
(Kami tidak memiliki alamat fisik)

[email protected]
@kpopdankdramaid di X (Twitter)
Seoul Source di Facebook
@seoulsource_ di Instagram

Tragedi Figuran K-Drama: Pemerkosaan, Polisi Abai, Berakhir Maut

Program investigasi KBS2, "Smoking Gun," pada 22 Juli mengungkap sebuah kasus memilukan yang menyentuh hati publik, melibatkan kematian tragis dua kakak-beradik figuran asal Korea Selatan. Kisah mereka adalah cerminan kelam dari lingkaran kekerasan seksual dan dugaan kelalaian fatal dari pihak kepolisian.

Latar Belakang: Tragedi yang Terungkap

Pada tahun 2004, dunia Yang So Jung, seorang wanita berusia dua puluhan, runtuh ketika ia harus berlari tanpa alas kaki menuju kantor polisi, melaporkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kakak kandungnya sendiri, Yang Sora, terhadap dirinya dan ibu mereka. Sang ibu menceritakan perilaku mengerikan Sora yang mengancam akan membunuh adiknya, bahkan menusuk-nusuk baki dengan pisau dapur sambil berteriak.

Perubahan drastis ini mengejutkan keluarga, mengingat Sora sebelumnya dikenal sebagai sosok yang rajin, pendiam, dan baik hati, bahkan tengah menempuh pendidikan pascasarjana. Perubahan kepribadiannya bermula setelah Sora dan So Jung bekerja sebagai figuran drama di Hadong, Gyeongsangnam-do, demi mengejar impian menjadi seorang aktris.

Saat dirawat di bangsal psikiatri, Sora akhirnya mengungkapkan kebenaran pahit: ia telah menjadi korban pelecehan seksual berulang kali di lokasi syuting. Asisten sutradara berulang kali memperkosanya, menggunakan alkohol dan isolasi untuk menundukkannya, bahkan pernah mengancam dengan pisau saat Sora melawan. Ia mengaku telah diperkosa enam kali dalam dua bulan oleh satu asisten sutradara, ditambah pelecehan lain. Kemudian, terungkap bahwa ada total tiga asisten sutradara yang memperkosanya secara bergilir, dan ia bahkan pernah disekap selama tiga hari.

Sora akhirnya melaporkan total 12 orang—empat atas pemerkosaan dan delapan atas pelecehan seksual—yang semuanya adalah staf dan koordinator figuran. Ia mengaku telah diperkosa dan dilecehkan sekitar 40 kali dalam tiga bulan. Namun, para terlapor membantah tuduhan tersebut dan justru melancarkan ancaman balik.

Dampak Mendalam dan Kegagalan Perlindungan

Meskipun keberanian Sora untuk melaporkan para pelaku, proses hukum yang dihadapinya justru menambah luka. Ketika sang ibu membawa catatan dan rekaman milik Sora ke polisi, mereka justru meremehkan kasus tersebut dan menyuruh Sora untuk melupakan segalanya serta kembali hidup normal. Yang lebih keterlaluan, seorang penyidik bahkan memaksa Sora untuk menggambar alat kelamin pelaku, menyebabkan luka psikologis yang mendalam.

"Tindakan polisi ini keterlaluan dan tidak manusiawi."

Komentator Lee Ji Hye dalam acara "Smoking Gun" mengecam keras tindakan polisi tersebut. Setelah dua tahun proses hukum yang melelahkan dan trauma yang muncul setiap kali dipanggil untuk pemeriksaan, Sora akhirnya menarik kembali semua laporannya. Ia sempat kembali stabil bersama keluarga, namun tiga tahun kemudian, ia mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 18 gedung apartemen.

Tragedi tidak berhenti di sana. Hanya enam hari setelah kematian Sora, adiknya, So Jung, juga meninggal dunia. Sang ibu menceritakan bahwa So Jung merasa sangat bersalah karena telah memperkenalkan pekerjaan figuran kepada kakaknya. Ia berhenti makan dan akhirnya meninggal dalam kondisi kurus kering.

Pukulan beruntun ini menghancurkan keluarga mereka. Ayah kedua putri itu juga meninggal dunia akibat pendarahan otak, tak kuat menahan duka atas kepergian kedua putrinya.

Sistem Peradilan yang Melukai

Sang ibu menegaskan bahwa polisi telah melakukan "kekerasan kedua" dengan mengabaikan bukti yang ia bawa dan meremehkan penderitaan putrinya. Hingga kini, amarahnya tetap membara. Ia percaya bahwa kematian anak-anaknya bukan semata-mata karena pemerkosa, tetapi juga karena sistem hukum yang gagal melindungi mereka.

Program "Smoking Gun" secara gamblang menyingkap kegagalan sistem peradilan ini, yang alih-alih memberikan keadilan, justru menambah luka mendalam bagi keluarga korban. Kasus ini menjadi pengingat pahit tentang bagaimana ketidakadilan dan kelalaian dalam penegakan hukum dapat menghancurkan kehidupan.

Kesimpulan: Luka Abadi Akibat Ketidakadilan

Kisah Yang Sora dan Yang So Jung adalah sebuah narasi memilukan tentang mimpi yang berubah menjadi mimpi buruk, diwarnai kekerasan, trauma, dan kegagalan sistemik. Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan yang kuat bagi korban kekerasan seksual dan akuntabilitas penuh bagi institusi yang bertanggung jawab atas penegakan hukum. Keluarga ini hancur, bukan hanya karena kejahatan awal, tetapi juga karena luka yang diperparah oleh pihak yang seharusnya memberikan perlindungan. Kisah mereka akan selalu menjadi pengingat akan perlunya keadilan yang sejati dan sistem yang berpihak pada korban.

Tags

Share With Others